Pasukan Inggris Tinggalkan Kabul Akhiri 20 Tahun di Afghanistan
Font: Ukuran: - +
(AP PHOTO/MINISTRY OF DEFENCE/Jonathan Gifford)
DIALEKSIS.COM | Dunia - Pasukan Inggris resmi mengakhiri 20 tahun kiprah mereka di Afghanistan, ketika kloter terakhir meninggalkan Kabul. Menteri Pertahanan Ben Wallace mengatakan, pesawat terakhir milik Angkatan Udara Kerajaan (RAF) lepas landas pukul 21.25 waktu setempat. Pesawat itu bertolak setelah penerbangan terakhir untuk evakuasi juga sudah meninggalkan ibu kota Afghanistan.
London menyatakan, Operation Pitting resmi berakhir dengan Inggris berhasil mengevakuasi sekitar 15.000 orang.
Rinciannya adalah 5.000 tentara Inggris dan lebih dari 8.000 warga Afghanistan yang bekerja bagi London, termasuk keluarga mereka. Terdapat setidaknya 2.200 anak yang dievakuasi dari Kabul, dengan yang termuda adalah bayi berusia satu hari.
Dilansir Sky News Sabtu (28/8/2021), ini merupakan proses evakuasi terbesar Inggris sejak Perang Dunia II. Duta Besar Inggris untuk Afghanistan Laurie Bristow menyatakan, untuk sementara mereka akan berkantor di Qatar.
Downing Street 10 menerangkan, mereka berencana memulihkan lagi misi diplomatik begitu situasi politik dan keamanan pulih.
Perdana Menteri Boris Johnson menerangkan, 20 tahun silam di tengah tragedi 9/11, pasukan Inggris untuk pertama kalinya mendarat di Afghanistan.
"Tujuan kami saat itu adalah menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi negara dan rakyatnya," kata Johnson.
Dengan kepergian kloter terakhir pasukan, Johnson menyatakan ini adalah momen tepat bagi mereka melakukan refleksi apa yang sudah mereka korbankan sejauh ini. Politisi dari Partai Konservatif tersebut berujar pendekatan mereka di masa depan kemungkinan bakal berubah.
"Tetapi tujuan kami tak berubah. Kami akan mengerahkan sumber daya untuk memberikan masa depan yang layak," kata dia.
Johnson berujar ke depan, pemerintah akan memberikan bantuan kepada warga Inggris maupun Afghanistan yang tidak sempat dievakuasi. London juga meminta kepada Taliban untuk menghormati hak rakyat Afghanistan dan mengizinkan mereka yang ingin pergi [kompas.com].