kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Pasukan Keamanan China Paksa Etnis Uighur Diam di Tempat Selama PBB Berkunjung ke China

Pasukan Keamanan China Paksa Etnis Uighur Diam di Tempat Selama PBB Berkunjung ke China

Minggu, 05 Juni 2022 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

FOTO: PA MEDIA


DIALEKSIS.COM | Dunia - Pasukan Keamanan China dilaporkan telah memaksa etnis Uighur yang tinggal di luar negeri tetap diam selama Komisioner HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Michelle Bachelet berkunjung ke sejumlah wilayah di Provinsi Xinjiang, China.

Hal tersebut diungkap salah satu etnis Uighur yang kini tinggal di Amerika Serikat, Kalibinur Gheni.

Gheni mengatakan, polisi China di Korla mengunjungi ibunya di Cherhcen dan menekannya agar mampu meyakinkan sang anak berhenti mencuit soal penahanan saudara perempuannya.

"Anak perempuan Anda yang di Amerika Serikat berbicara melawan pemerintah. Jika Anda tak bisa bicara dengan anak ini dan minta dia setuju menghapus apa pun di Twitter, Anda akan didakwa dengan tuduhan bermuka dua," kata Gheni mengulang yang disampaikan polisi China seperti dikutip Radio Free Asia pada Jumat (27/5).

Partai komunis China menggunakan istilah bermuka dua untuk menggambarkan orang-orang yang korup atau secara ideologis tak setia kepada partai.

Para agen mengancam ibu Gheni dengan dakwaan kejahatan dan bermuka dua. Saat Gheni menelepon ibunya usai cuitan di Twitter, ia mendengar perempuan itu menangis dan berteriak agar menghapus unggahannya di platform media sosial itu.

"Jika saya tak menghapus apa yang saya unggah, dia akan memutus hubungan darah dengan saya," imbuh Gheni.

Gheni mengaku para pejabat keamanan menekan keluarganya soal cuitan di Twitter.

Selain ibunya, adik lelaki Gheni juga pernah meminta agar menghapus unggahannya di Twitter.

"Kami dengar saat di luar negeri kamu membuat pernyataan anti-China. Apakah kamu akan membiarkan kami hidup atau tidak? Berhentilah membuat pernyataan ini dan hapus semua yang sudah diunggah,'" jelas Gheni menirukan perkataan adiknya [cnnindonesia.com].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda