Beranda / Berita / Dunia / Pejabat AS Terlibat Pembicaraan Kudeta di Venezuela

Pejabat AS Terlibat Pembicaraan Kudeta di Venezuela

Senin, 10 September 2018 20:04 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Reuters

DIALEKSIS.COM - Pejabat dari pemerintahan Presiden Amerika, Donald Trump, bertemu dengan sejumlah pejabat pemberontak Venezuela selama setahun terakhir untuk membicarakan rencana kudeta terhadap Presiden Nicolas Maduro.

Media New York Times melansir penjelasan soal ini berasal dari sejumlah pejabat AS dan seorang bekas komandan militer Venezuela, yang ikut dalam pembicaraan itu.

Hubungan jalur bawah tanah AS dengan kelompok perancang kudeta Venezuela merupakan perjudian besar bagi Washington karena latar belakang sejarah intervensi rahasia AS di Amerika Latin.

Banyak pihak di kawasan ini masih merasakan penolakan yang mendalam terhadap AS karena mendukung berbagai upaya pemberontakan, kudeta, plot di negara-negara seperti Kuba, Nikaragua, dan Chile. AS juga disebut sengaja menutup mata terhadap berbagai pelanggaran HAM oleh rezim militer yang berkuasa di kawasan Amerika Latin ini selama era Perang Dingin.

Gedung Putih menolak menjawab detil pertanyaan NY Times soal pertemuan-pertemuan rahasia itu. Namun, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan bahwa penting untuk terlibat dalam dialog dengan semua orang Venezuela, yang menunjukkan keinginan untuk demokrasi. "Ini untuk membawa perubahan positif ke sebuah negara yang telah sangat menderita di bawah Maduro," begitu pernyataan Gedung Putih seperti dilansir dari NY Times.

Menurut media ini, salah satu komandan militer Venezuela yang terlibat dalam pembicaraan ini sulit disebut sebagai figur ideal untuk mengembalikan demokrasi ke negara itu. Komandan militer Venezuela itu termasuk dalam daftar pejabat korup yang dikeluarkan pemerintah AS.

Washington telah menuduh komandan militer Venezuela itu dan sejumlah aparat keamanan lainnya sebelum ini terlibat dalam berbagai kejahatan serius. Ini termasuk menyiksa para tokoh kritis, memenjarakan ratusan orang sebagai tahanan politik, melukai ribuan warga sipil, terlibat dalam peredaran obat-obatan terlarang, dan berkolaborasi dengan organisasi FARC, yang merupakan pasukan bersenjata di Kolombia dan dianggap teroris oleh AS.

Pada akhirnya, pejabat AS memutuskan menolak membantu komplotan kudeta ini sehingga rencana mereka terhenti.

Soal ini, media Politico melansir Gedung Putih menyatakan Presiden Donald Trump berupaya mengembalikan demokrasi yang damai dan teratur di Venezuela. (Tempo)

Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI