Petugas Kepolisian Federal Australia bersama dengan sekitar 350 kg kokain yang disita di Brisbane, Senin (2/12/2024).[Foto: Jono Searle/AAP Image via AP]

DIALEKSIS.COM | Dunia -Polisi Australia telah menangkap 13 orang dalam apa yang oleh pihak berwenang digambarkan sebagai penangkapan kokain terbesar yang pernah ada dalam sejarah negara tersebut.

Polisi Federal Australia (AFP) mengatakan pada hari Senin (2/12/2024) bahwa mereka telah mendakwa 11 pria dan dua remaja setelah melacak sebuah kapal penangkap ikan yang diduga melakukan perjalanan untuk menemui kapal induk yang membawa kokain di lepas pantai Queensland.

Setelah kapal tersebut mogok 18 km (10 mil laut) dari pantai, polisi melakukan beberapa penangkapan dan menyita 2,3 ton kokain dengan nilai pasar 760 juta dolar Australia ($494 juta).

"Penangkapan tersebut menyusul penyelidikan selama sebulan yang dipicu oleh informasi bahwa sebuah geng motor berencana untuk menyelundupkan narkoba ke negara tersebut," kata Komandan AFP Stephen Jay.

“Kami tahu bahwa para penjahat melakukan segala cara yang ekstrem, dan sering kali mempertaruhkan nyawa mereka sendiri, untuk menyelundupkan narkoba ke Australia tanpa mempedulikan bahaya yang mereka timbulkan bagi masyarakat Australia,” kata Jay.

“Dugaan upaya untuk mengumpulkan lebih dari dua ton kokain dari laut ini menunjukkan bahwa para penjahat akan melakukan apa saja demi keserakahan dan keuntungan mereka sendiri. Siapa pun yang terlibat dalam usaha perdagangan gelap di laut ini tidak hanya mempertaruhkan kebebasan mereka. Mereka juga mempertaruhkan nyawa mereka.”

Para individu yang ditangkap, yang masing-masing didakwa dengan konspirasi untuk mengimpor sejumlah besar obat-obatan terlarang yang dikendalikan di perbatasan, diperkirakan akan hadir di pengadilan pada hari Senin.

Mereka menghadapi hukuman maksimal penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.

Pada tahun 2023-24, polisi Australia menyita 31,3 ton obat-obatan terlarang dan membantu otoritas internasional dalam menyita 41,8 ton obat-obatan terlarang, menurut AFP. [Aljazeera]