kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Perang Dagang Pukul Permintaan China, Hasil Panen AS Membusuk

Perang Dagang Pukul Permintaan China, Hasil Panen AS Membusuk

Kamis, 22 November 2018 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | AS - Para petani Amerika Serikat (AS) menghadapi masalah besar setelah panen raya, karena hasil gandum mereka tidak dapat di jual kepada pembeli China.

Bagi petani asal Louisiana, Richard Fontenot dan tetangganya, solusinya adalah membiarkan hasil panennya membusuk.

Fontenot memotong-motong hasil panennya dan membiarkannya di tanah alih-alih memanen kacang kedelai senilai lebih dari US$300.000 (Rp 4,4 miliar) itu.

Kacangnya rusak karena cuaca buruk, diperburuk oleh panen yang basah, dilansir dari Reuters.

Biasanya, ia bisa menjualnya ke elevator lokal yang biasanya dikelola oleh pedagang gandum internasional yang menyimpan gandum. Tapi tahun ini mereka tidak banyak membeli gandum yang rusak. Elevatornya sudah penuh sesak.

"Tidak ada yang menginginkan mereka [kedelai]," kata Mr Fontenot dalam sebuah wawancara telepon. Saat dia berbicara, dia mengendarai traktornya melintasi ladang kedelai, mengolah hasil panennya. "Saya tidak tahu harus berbuat apa lagi."

Di seluruh Amerika Serikat, petani gandum membajak panennya dan membiarkannya membusuk atau menumpuknya di tanah dengan harapan harga akan membaik tahun depan, menurut wawancara dengan lebih dari dua lusin petani, peneliti akademis, dan pemberi pinjaman pertanian.

Mereka berpendapat ini adalah salah satu dampak dari perang dagang AS dengan China yang telah memukul permintaan ekspor dan menyebabkan fasilitas penyimpanan dibanjiri kelebihan gandum.

Di Louisiana, hingga 15% dari panen biji minyak dikubur atau terlalu rusak untuk pasar, menurut data yang dianalisis oleh staf Louisiana State University.

Hasil panen akan terbuang di beberapa bagian Mississippi dan Arkansas. Tumpukan gandum, tertabur salju, menumpuk di tanah di Utara dan Selatan Dakota.

Petani AS menanam 89,1 juta hektar kedelai tahun ini, yang terbesar kedua dalam sejarah, dan berharap meningkatnya permintaan China untuk memberi mereka hasil yang lebih baik daripada panen curah lainnya. Reuters

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda