Polisi Antiteror Selidiki Serangan di Masjid-masjid Birmingham
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Inggris - Empat masjid di kota Inggris, Birmingham rusak semalam, kata polisi pada hari Kamis (20/3/2019), dalam serentetan terakhir serangan Islamofobia di Inggris sejak pembunuhan 50 orang oleh supremasi kulit putih di masjid-masjid di Christchurch, Selandia Baru.
Polisi West Midlands mengatakan petugas detektif dan kontraterorisme sedang menyelidiki setelah jendela dihancurkan di empat masjid di Birmingham.
Pasukan mengatakan dalam sebuah pernyataan insiden itu "sedang diperlakukan sebagai terkait".
Petugas merespons setelah laporan pada Kamis dini hari tentang seorang pria terlihat menghancurkan jendela dengan palu godam di satu masjid, kata polisi.
"Petugas lingkungan bekerja erat dengan masjid di sekitar West Midlands hari ini," kata pasukan itu.
"Sejak peristiwa tragis di Christchurch, Selandia Baru, petugas dan staf dari West Midlands Police telah bekerja sama dengan para mitra iman kami di seluruh wilayah untuk menawarkan jaminan dan dukungan di masjid, gereja dan tempat-tempat sholat," Kepala Polisi West Midlands, Polisi Constable Dave Thompson mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Saat ini kami tidak tahu motif serangan semalam," tambah Thompson. "Pada saat-saat sulit seperti ini, sangat penting bahwa setiap orang bersatu melawan mereka yang berusaha menciptakan perselisihan, ketidakpastian dan ketakutan di komunitas kita," katanya.
Pakar forensik sedang bekerja untuk mengidentifikasi bukti di tempat kejadian dari empat serangan, sementara CCTV juga sedang diperiksa.
Shabana Mahmood, anggota parlemen untuk Birmingham, mengatakan serangan yang dilaporkan itu "benar-benar mengerikan." "Saya akan mendesak semua warga untuk tetap tenang dan memanggil [polisi] dengan informasi yang Anda miliki," tweet Mahmood.
Sebuah pernyataan dari Dewan Masjid Birmingham mengatakan: "Kami sangat ngeri mendengar sejumlah masjid dirusak pada jam-jam awal pagi ini.
"Masjid-masjid Birmingham adalah tempat ibadah, ketenangan dan sumber kedamaian dan ketenangan. Kami terkejut dengan tindakan kebencian/teror semacam itu." (Al Jazeera)