DIALEKSIS.COM | Seoul - Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung menyatakan tengah mempertimbangkan permintaan maaf kepada Pyongyang terkait dugaan provokasi lintas batas yang dilakukan pemerintahan pendahulunya, Yoon Suk-yeol. Yoon didakwa memerintahkan pengiriman drone berisi selebaran propaganda ke wilayah Korea Utara pada 2024 demi memicu ketegangan dan mengamankan dukungan politik.
Pernyataan Lee muncul bertepatan dengan peringatan upaya darurat militer Yoon yang berujung kekacauan politik, penolakan parlemen, hingga pemakzulannya. Korea Selatan tetap terbelah: sebagian publik mengecam Yoon, sementara pendukungnya menilai sikap keras terhadap Pyongyang diperlukan.
Sejak menjabat pada Juni, Lee berupaya meredakan ketegangan -- mencabut pengeras suara perbatasan dan mengesahkan larangan balon propaganda. Namun, Korea Utara tetap menutup pintu dialog.
Meski ragu karena khawatir dituduh “pro-Korut”, Lee menilai permintaan maaf bisa menjadi langkah penting untuk membangun kembali kepercayaan. Ia bahkan membuka opsi meninjau latihan militer bersama AS sebagai sinyal baik.
Lee berharap Presiden AS Donald Trump dapat membantu mendorong Pyongyang kembali ke meja perundingan. [news agencies]