Protes Kematian Amini Terus Berlanjut, Presiden Iran: Kekacauan Tidak Ditolerir
Font: Ukuran: - +
Ebrahim Raisi mengatakan mereka yang mengambil bagian dalam "kerusuhan" akan "ditangani dengan tegas" oleh pasukan keamanan. [Foto: AFP]
DIALEKSIS.COM | Dunia - Presiden Iran telah memperingatkan bahwa dia tidak akan menerima "kekacauan", karena pihak berwenang terus menindak protes yang melanda seluruh negeri sejak kematian seorang wanita muda dalam tahanan.
Ebrahim Raisi mengatakan kematian Mahsa Amini dua minggu lalu, setelah dia ditahan oleh polisi moral, telah "menyedihkan semua".
Namun dia menambahkan bahwa pemerintahnya "tidak bisa membiarkan orang mengganggu kedamaian masyarakat melalui kerusuhan".
Kerusuhan baru dilaporkan pada Rabu (29/9/2022) malam di tengah meningkatnya jumlah korban tewas.
Media pemerintah mengatakan bahwa 41 orang, termasuk personel keamanan, telah tewas dan lebih dari 1.200 orang telah ditangkap.
Satu kelompok hak asasi manusia mengatakan sedikitnya 76 pengunjuk rasa telah dibunuh oleh pasukan keamanan, yang dituduh menggunakan kekuatan yang tidak proporsional dan peluru tajam untuk menekan perbedaan pendapat secara damai.
Mahsa Amini (22) seorang Kurdi dari kota barat laut Saqez, sedang berkunjung di Teheran pada 13 September ketika polisi moral menuduhnya melanggar undang-undang ketat yang mewajibkan wanita untuk menutupi rambut mereka dengan jilbab atau hijab.
Polisi mengatakan Amini pingsan di pusat penahanan setelah menderita gagal jantung. Tetapi keluarganya menuduh bahwa dia dipukuli oleh petugas. Dia meninggal di rumah sakit setelah tiga hari dalam keadaan koma.
Protes pertama terjadi setelah pemakamannya di Saqez pada 17 September, ketika perempuan difilmkan melambaikan jilbab mereka di udara.
Demonstrasi serupa diadakan di tempat lain di barat laut yang berpenduduk Kurdi dan di Teheran, sebelum kerusuhan mencapai lusinan kota lain dan berkembang menjadi tantangan paling serius.
Dalam sebuah wawancara dengan TV pemerintah pada Rabu malam, Presiden Raisi berjanji bahwa kematian Amini sedang diselidiki secara transparan dan ahli forensik akan memberikan laporan dalam beberapa hari mendatang.
Ketika ditanya tentang kerusuhan baru-baru ini, ulama garis keras dan mantan kepala kehakiman itu memperingatkan bahwa ada "perbedaan antara protes dan kerusuhan".
“Yang terlibat kerusuhan harus ditindak tegas, ini tuntutan rakyat,” tegasnya.
Dia juga menuduh "musuh", termasuk Amerika Serikat, mencoba "mengadu orang satu sama lain". [BBC]