Beranda / Berita / Dunia / Puncak Difisit Perdagangan Cina-Afrika

Puncak Difisit Perdagangan Cina-Afrika

Senin, 10 September 2018 08:19 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Beijing - Cina menggelar konferensi tentang hubungan ekonomi dengan Afrika. Adakah yang salah dalam hubungan hutang-piutang antara Cina dan negara-negara di Afrika? 

Presiden Xi Jinping menjadi tuan rumah pemimpin dari lebih dari 50 negara Afrika. Konferensi ini diselenggarakan dalam setiap 3 tahun. Preiden Xi meningkatkan piutang Cina sebesar $ 60bn untuk Afrika. Jumlah yang lebih besar sejak KTT di Johannesburg, Afrika Selatan, pada tahun 2015. Statistik perdagangan Cina-Afrika meningkat 14 persen.

KTT ini menurut Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Lindiwe Sisulu adalah untuk "meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan bersama."

Memang Beijing telah menjadi mitra dagang terbesar Afrika, dan Afrika telah mentransformasi Cina menjadi negara raksasa ekonomi kedua di dunia dengan pengiriman sumber dayanya ke Cina.

Jadi Afrika mengekspor mineral, dan mengimpor produk manufaktur Cina, sehingga Afrika mengalami defisit. Sim Tshabalala, kepala eksekutif Grup Bank Standar Afrika Selatan mengatakan: "Masalah ketidakseimbangan perdagangan adalah salah satu yang saya pikir akan diletakkan di meja KTT oleh delegasi Afrika."

Benua ini merupakan bagian penting dari inisiatif Belt and Road - sebuah rencana untuk meningkatkan jaringan infrastruktur yang menghubungkan Tiongkok melalui darat dan laut ke Asia Tenggara, Asia Tengah, Timur Tengah, Eropa, dan Afrika.

Apakah ini perangkap hutang?

Beban hutang negara-negara Afrika pada Cina kian membesar. Mereka diduga harus berjuang keras untuk membayar hutang puluhan miliar dolar. Bahkan mereka bisa jadi harus menyerahkan saham aset strategisnya ke Cina.

Pekan lalu, Wakil Menteri Perdagangan China Qian Keming mengatakan beban utang Afrika sudah lama dan telah diperburuk oleh krisis keuangan global dan merosotnya harga komoditas. "Secara keseluruhan, menurut statistik yang saya miliki, sebagian besar beban utang tidak selalu diciptakan oleh China." Karena itu, menurut seorang pejabat senior di komisi perencanaan negara China bahwa inisiatif Belt and Road bukanlah "perangkap utang".

Hal lain yang menjadi pertimbangan konstelasi dunia bahwa Cina melihat negara-negara Afrika sebagai mitra keamanan utama. Misalnya, Beijing membangun pangkalan angkatan laut luar negerinya yang pertama di negara Tanduk Afrika Djibouti. Afrika menjadi patner keamanan strategis bagi Cina. (osi)


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI