Qatar: Krisis Teluk di Jalan Buntu
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | New York - Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menyatakan bahwa krisis Teluk tetap di jalan buntu. Ia menambahkan bahwa Dewan Kerjasama Teluk (GCC) saat ini dalam kelumpuhan.
Sheikh Mohammed berbicara kepada wartawan pada hari Jumat (28/09), setelah pertemuan yang didukung AS antara menteri luar negeri dari enam negara anggota GCC, Mesir dan Yordania di New York. Pertemuan berlangsung di sela-sela siding Majelis Umum PBB dan merupakan pertemuan pertama sejak Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar pada 5 Juni 2017.
"Pertemuan ini penting. Tapi kita perlu mengatasi tantangan di antara negara-negara ini, untuk membuktikan kredibilitas aliansi," katanya berbicara dalam bahasa Arab dan Inggris.
"Hari ini, GCC menderita semacam kelumpuhan total," katanya, menambahkan bahwa meskipun ini upaya Presiden AS Donald Trump, negara-negara pemblokiran belum memberikan tanggapan positif.
Kuartet blokade menuduh Qatar memiliki hubungan dekat dengan rival regional Iran dan menyimpan terorisme, yang mana tuduhan itu disangkal keras oleh Doha.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir mengatakan di Majelis Umum PBB awal pekan ini, negara-negara yang memblokade bisa menunggu beberapa dekade untuk memenuhi daftar tuntutan kontroversial mereka.
Ketika diminta tanggapan Qatar atas pernyataan tersebut, Sheikh Mohammed menjawab, "Kami harus mengatasi tantangan di wilayah kami terlebih dahulu. "
"Setahun ke depan, tidak ada yang tahu bagaimana masa depan negara-negara itu ... Qatar bisa saja menunggu selamanya," tambahnya. "Diplomasi berarti komunikasi dan keterlibatan, dan ini adalah Qatar."
Pada konferensi persnya, Sheikh Mohammed mendukung gagasan koalisi berdasarkan strategi dan road map yang jelas untuk memastikan implementasi yang solid dari inisiatif tersebut.
Sheikh Mohammed mencatat harus ada kriteria tertentu, dan solusi untuk krisis GCC yang sedang berlangsung. Ini termasuk mengakhiri prosedur ilegal yang dikenakan pada orang-orang Qatar.
"Kami jujur dan terbuka. Kami tidak membutuhkan inisiatif yang akan segera mati. Kami menginginkan yang kuat, solid, berkelanjutan," katanya.
Menteri Luar Negeri Qatar berterima kasih kepada Presiden AS Donald Trump untuk menyelesaikan krisis. "AS menegaskan kembali komitmennya untuk GCC bersatu, mereka ingin GCC untuk beroperasi bersama dan lebih efektif," katanya. (Aljazeera)