Ratusan Ilmuwan Rusia Tinggalkan CERN Akhir Tahun Ini
Font: Ukuran: - +
Markas CERN. Foto: Vittorio Zunino Celotto/Getty Images
Baca artikel detikedu, "Mengenal CERN, Pusat Penelitian Nuklir Terkemuka di Eropa" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7329004/mengenal-cern-pusat-penelitian-nuklir-terkemuka-di-eropa.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
DIALEKSIS.COM | Bern - Ratusan peneliti Rusia yang bekerja di laboratorium fisika partikel CERN di Swiss akan meninggalkan negara tersebut pada akhir tahun ini, menurut laporan jurnal Nature pada Rabu, 18 September 2024. Organisasi Riset Nuklir Eropa (CERN) berencana mengakhiri perjanjian kerjanya dengan Rusia mulai 1 Desember, melarang semua ilmuwan yang berafiliasi dengan negara tersebut dari aktivitas di fasilitasnya.
Menurut laporan itu, para ilmuwan Rusia yang saat ini tinggal di Prancis atau Swiss juga akan kehilangan izin tinggal mereka. CERN telah mengumumkan rencana pemutusan hubungan ini sejak awal tahun. Pada Desember 2023, organisasi memutuskan untuk tidak memperpanjang perjanjian kerja sama dengan Rusia, yang akan berakhir pada 30 November 2024.
Pada Maret lalu, kepala hubungan media CERN menyebutkan bahwa kurang dari 500 spesialis yang masih terkait dengan institusi Rusia tetap bekerja di CERN. Setelah perjanjian berakhir, mereka tidak akan lagi diizinkan bekerja di sana.
CERN pertama kali bekerja sama dengan Uni Soviet pada 1955, meskipun Uni Soviet maupun Rusia tidak pernah menjadi anggota penuh. Rusia mengajukan status keanggotaan asosiasi pada 2012, namun menarik aplikasinya enam tahun kemudian. Sejak itu, Rusia hanya memiliki status pengamat, yang kemudian ditangguhkan pada Maret 2022 setelah Rusia memulai operasi militernya di Ukraina.
Rusia memiliki kontribusi penting bagi CERN, termasuk kontribusi finansial dan bantuan dalam membangun Large Hadron Collider (LHC), akselerator partikel terbesar dan terkuat di dunia, yang pertama kali mencapai tabrakan pada 2010. LHC inilah yang memungkinkan para ilmuwan menemukan boson Higgs, partikel yang memberikan massa kepada partikel lain seperti elektron dan quark.
Hilangnya kontribusi Rusia pada proyek peningkatan intensitas tinggi collider yang dijadwalkan berlangsung pada 2029 diperkirakan akan merugikan CERN sebesar 40 juta franc Swiss (USD 47 juta).
Menurut Nature pemutusan hubungan dengan Rusia juga akan berdampak negatif pada kemajuan ilmiah. Hannes Jung, fisikawan partikel dari German Electron Synchrotron di Hamburg, yang juga bekerja sama dengan CERN, menyatakan kepada Nature bahwa langkah ini akan meninggalkan celah besar.
“Adalah ilusi jika berpikir ilmuwan lain bisa dengan mudah menutupi kekosongan ini,” kata Jung, yang juga merupakan anggota Forum Science4Peace, kelompok yang menentang pembatasan kerja sama ilmiah internasional.
Meski demikian, CERN masih diharapkan untuk tetap bekerja sama dengan Joint Institute for Nuclear Research (JINR), pusat penelitian antarpemerintah yang berlokasi di dekat Moskow dan mengoperasikan collider hadronnya sendiri, meski lebih kecil. CERN menegaskan bahwa perjanjian dengan JINR berbeda dari perjanjian dengan pemerintah Rusia. Namun, keputusan ini tetap menuai kritik dari Ukraina, yang merupakan anggota asosiasi CERN.