Selasa, 20 Mei 2025
Beranda / Berita / Dunia / Rusia Tahan Kapal Tanker Minyak Yunani setelah Meninggalkan Pelabuhan Sillamae di Estonia

Rusia Tahan Kapal Tanker Minyak Yunani setelah Meninggalkan Pelabuhan Sillamae di Estonia

Senin, 19 Mei 2025 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Pelabuhan Sillamae di Estonia. [Foto: www.silport.ee]


DIALEKSIS.COM | Moskow - Rusia telah menahan kapal tanker minyak Yunani yang berlayar di bawah bendera Liberia saat meninggalkan pelabuhan Sillamae di Estonia pada rute yang telah disetujui sebelumnya melalui perairan Rusia, kata Kementerian Luar Negeri Estonia.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Minggu (18/5/2025), kementerian tersebut menambahkan bahwa kapal tersebut, Green Admire, sedang melakukan rute navigasi yang ditetapkan dalam kesepakatan antara Rusia, Estonia, dan Finlandia.

Negara Baltik tersebut akan mengalihkan lalu lintas ke dan dari Sillamea secara eksklusif melalui perairan Estonia untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang, tambahnya.

"Insiden hari ini menunjukkan bahwa Rusia terus berperilaku tidak terduga," kata Menteri Luar Negeri Margus Tsahkna. "Saya juga telah memberi tahu sekutu kami tentang kejadian tersebut," katanya, merujuk pada anggota NATO lainnya.

Estonian Public Broadcasting (EPB), mengutip Administrasi Transportasi, melaporkan bahwa kapal tanker Yunani itu membawa kargo minyak serpih yang ditujukan ke Rotterdam di Belanda. Ditambahkannya bahwa insiden seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya.

"Kapal-kapal yang meninggalkan Sillamae biasanya bergerak melalui perairan Rusia untuk menghindari perairan dangkal Estonia, yang dapat berbahaya bagi kapal tanker yang lebih besar," kata EPB.

Insiden itu terjadi setelah angkatan laut Estonia pada hari Kamis mencoba menghentikan sebuah kapal tanker tanpa bendera yang dikatakan sebagai bagian dari "armada bayangan" Rusia yang berlayar melalui perairan Estonia. Rusia menanggapi dengan mengirim jet tempur untuk mengawal kapal tanker itu, yang melanggar wilayah udara Estonia.

"Armada bayangan" itu dimaksudkan untuk membantu Moskow mempertahankan ekspor minyak mentahnya untuk menghindari sanksi Barat yang dijatuhkan setelah invasinya ke Ukraina. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
diskes
hardiknas