DIALEKSIS.COM | Dunia - Setidaknya 13 orang telah meninggal karena penyakit akibat panas di Texas, laporan dari The Associated Press.

Sepuluh kematian akibat penyakit panas dilaporkan di Webb County dan kematian lainnya terjadi di Galveston County dalam dua minggu terakhir, kata pejabat setempat kepada ABC News, ketika AS Selatan bergulat dengan gelombang panas selama seminggu dan suhu tiga digit.

Kunjungan ruang gawat darurat di Texas antara 18 Juni dan 24 Juni telah melonjak dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu ketika negara bagian itu berjuang melawan panas ekstrem, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Data CDC menyebutkan, wilayah tersebut rata-rata memiliki 837 kunjungan terkait panas per 100.000 kunjungan UGD dibandingkan dengan 639 kunjungan per 100.000 kunjungan gawat darurat selama periode yang sama pada tahun 2022.

Sebagian besar wilayah Selatan mengalami gelombang panas ekstrem jauh lebih awal di musim ini daripada biasanya. Ini terutama berlaku di Texas, di mana suhu secara teratur melebihi 100 derajat selama beberapa minggu.

Pada hari Rabu (28/6/2023), suhu di Texas mencapai 107 derajat di Corpus Christi, 108 derajat di Austin dan 109 derajat di Houston.

Pada hari Senin (26/6/20230, Laredo dan San Angelo mencatat rekor suhu terpanas sepanjang masa masing-masing pada 115 derajat dan 111 derajat.

Tingkat panas di Texas ini tidak dianggap baru, tetapi biasanya baru terlihat pada bulan Juli dan Agustus. Ketika Houston melampaui angka 100 derajat pada hari Rabu untuk pertama kalinya musim ini, itu terjadi sebulan penuh lebih awal dari biasanya, menurut catatan.

Jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat karena suhu yang sangat panas terus berlanjut, kata para pejabat.

Di seluruh negeri, indeks panas diukur dalam tiga digit, dengan negara bagian termasuk New Mexico dan Oklahoma semuanya di bawah peringatan panas pada hari Kamis (29/6/2023).

Perubahan iklim yang disebabkan manusia membuat panas yang hampir mencapai rekor di beberapa bagian Texas setidaknya lima kali lebih mungkin, menurut sebuah analisis oleh organisasi penelitian perubahan iklim nirlaba, Climate Central.

CDC menyampaikan, panas merupakan pembunuh terkait cuaca nomor satu di dunia, dengan lebih dari 600 orang meninggal akibat penyakit terkait panas setiap tahun di AS. [ABC News]