Sekjen PBB: Berdamai dengan Alam Prioritas Utama Abad 21
Font: Ukuran: - +
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB António Guterres. [Foto: UN]
DIALEKSIS.COM | New York - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB António Guterres mengecam kegagalan fatal dalam memerangi pemanasan global. Ia juga menyatakan pemulihan dari pandemi COVID-19 dapat dijadikan kesempatan masyarakat internasional untuk kembali menyelamatkan planet bumi.
"Kondisi planet ini rusak. Umat manusia mengobarkan perang terhadap alam. Ini bunuh diri," kata Sekjen PBB itu dalam pidatonya di Universitas Columbia di kota New York, Rabu (2/12/2020).
"Tahun depan kita punya kesempatan untuk menghentikan penjarahan dan memulai penyembuhan. Pemulihan COVID-19 dan perbaikan bumi haruslah dari dua sisi mata uang yang sama," kata Guterres.
"Keanekaragaman hayati mengalami kerusakan. Satu juta spesies terancam punah. Ekosistem menghilang di depan mata. Gurun-gurun pasir bertambah luas. Lahan-lahan basah mulai lenyap. Setiap tahun, kita kehilangan 10 juta hektar hutan. Lautan dikuras dan dijejali sampah plastik. Karbon dioksida yang diserap mengakibatkan kadar air laut menjadi asam. Terumbu karang memutih dan mati. Polusi udara dan air mengakibatkan kematian sembilan juta orang setiap tahun," jelasnya.
Oleh karena itu, Guterres menegaskan bahwa berdamai dengan alam harus menjadi prioritas utama abad ke-21, dan mengingatkan bahwa tidak ada vaksin untuk planet ini.
Menyambut komitmen pertama menuju netralitas karbon dari China, Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan, Guterres berharap gerakan tersebut menjadi global.(VoA Ind)