Serangan Rudal Israel Targetkan Gedung Media Al Jazeera dan AP di Gaza
Font: Ukuran: - +
Foto/REUTERS
DIALEKSIS.COM | Dunia - Serangan udara Israel di Jalur Gaza memasuki hari keenam berturut-turut. Rudal Israel menghancurkan gedung bertingkat yang menampung kantor organisasi media, termasuk Al Jazeera dan Associated Press (AP).
Pemilik gedung Jawwad Mahdi mengatakan dia telah menerima panggilan telepon dari militer Israel bahwa gedung itu akan menjadi sasaran.
Associated Press menghubungi Letnan Kolonel Jonathan Conricus yang mengatakan dia tidak segera mengetahui rencana untuk mengebom gedung tersebut, tetapi akan memeriksanya.
Para staf AP dan penghuni gedung segera menyelamatkan diri dengan panik setelah diberitahu tentang peringatan itu.
Jawwad Mahdi mengatakan dia disuruh masuk ke gedung untuk memastikan semua penghuninya telah dievakuasi.
Dia diberi tahu bahwa dia punya waktu satu jam untuk memastikan semua orang telah meninggalkan gedung.
Sementara itu, warga Palestina pada Sabtu (15/5) berkumpul di beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki untuk memprotes pendudukan Israel yang terus berlanjut dan pemboman yang sedang berlangsung di Gaza.
Demonstrasi solidaritas juga diadakan di seluruh dunia untuk memperingati Hari Nakba atau "The Catastrophe", ketika pembersihan etnis pada 750.000 warga Palestina oleh milisi Zionis terjadi untuk menciptakan negara Israel.
Setidaknya 140 warga Palestina, termasuk 39 anak-anak, telah tewas di Jalur Gaza sejak Senin. Sekitar 950 orang lainnya terluka.
Di Tepi Barat yang dijajah, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 13 warga Palestina. Konfrontasi antara polisi Israel dan demonstran Palestina berlanjut hingga malam di Yerusalem Timur yang dijajah.
Sebanyak sembilan orang di Israel juga tewas, dengan satu kematian baru dilaporkan pada Sabtu di Ramat Gan.
Tentara Israel mengatakan ratusan roket telah ditembakkan dari Gaza ke berbagai lokasi di Israel dan mereka telah menambahkan bala bantuan di dekat tanah timur Gaza itu.
Ketika kekerasan meningkat, krisis kemanusiaan semakin memburuk dengan ribuan keluarga Palestina berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa di Gaza utara untuk menghindari tembakan artileri Israel.
PBB mengatakan diperkirakan sekitar 10.000 warga Palestina telah meninggalkan rumah mereka di Gaza di tengah serangan brutal Israel [sindonews.com].