Ulama Bosnia: Umat Islam tidak punya dosa sejarah
Font: Ukuran: - +
Grand Mufti Bosnia dan Herzegovina Dr. Mustafa Ceric berpidato pada konferensi pers pada Konsultasi Tingkat Tinggi Cendekiawan Muslim Dunia tentang Wasatiyyat Islam (HLC-WSW) di Novotel di Bogor, Indonesia pada 2 Mei 2018.
DIALEKSIS.COM, Bogor - Ulama terkemuka Bosnia mengatakan umat Islam tidak boleh merasa rendah diri untuk mempromosikan ajaran agamanya karena umat Islam tidak memiliki dosa sejarah.
"Perang Dunia I dan II serta bom atom Hiroshima tidak diprakarsai oleh umat Islam. Islam adalah ajaran yang damai," ujar Presiden Kongres Bosnia Dunia Mustafa Ceric dalam konferensi pers High Level Consultation of World Muslim’s Scholars atau Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Cendekiawan Muslim Dunia di Bogor, Rabu.
Mantan Mufti Bosnia-Herzegovina ini mengatakan jurnalis memliki peran penting untuk meluruskan salah pandang terhadap Islam. Sebab, kata Mustafa, saat ini Islam sedang diserang dengan isu terorisme dan Islamophobia.
"Sejatinya Islamophobia bukan untuk diarahkan kepada non Muslim, tapi kepada umat Islam," jelas ulama yang pernah menjadi capres Bosnia-Herzegovina ini.
Sementara itu, Wakil Presiden komunitas Islam di Italia Imam Yahya Sergio Yahe Pallavicini mengatakan timbulnya sentimen kebencian terhadap Muslim di Eropa karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai Islam itu sendiri.
Imam Yahya mengatakan solusi dari persoalan ini bukanlah HAM ataupun hukum, tapi adalah upaya untuk saling mengenal satu sama lain.
"Tantangan kita adalah memahami akar budaya kita masing-masing dan memahami kejayaan Islam," jelas Imam Yahya.
Untuk itu, Imam Yahya meminta KTT Cendekiawan Muslim Dunia bisa menguatkan jaringan umat Islam. "Kita harus saling bekerja sama satu sama lain," jelas dia.
KTT Cendekiawan Muslim Dunia berlangsung pada 1-3 Mei 2018 di Bogor, Jawa Barat mengusu tema Wasathiyah Islam, KTT ini dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo, dan dihadiri oleh 100 tokoh ulama dan 50 cendekiawan muslim dari seluruh dunia.
Delegasi internasional dari 36 negara itu membahas Wasatiyyat Islam, dari tingkat konsepsi, penerapannya dari waktu ke waktu sejak Nabi Muhammad, pengalaman Indonesia menerapkan Wasatiyyat Islam, tantangan dan peluangnya dalam peradaban global. (*)