DIALEKSIS.COM | Kuala Lumpur - Mahathir Mohamad genap berusia satu abad. Mantan Perdana Menteri Malaysia itu merayakan ulang tahunnya yang ke - 100 pada Kamis, 10 Juli 2025, dalam suasana sederhana namun penuh makna. Ia menyebut usia barunya sebagai “anugerah” sekaligus “menakutkan”.
Dalam siaran langsung bergaya podcast yang ditayangkan di akun Facebook resminya, Mahathir tampil tenang. Dikelilingi tumpukan karangan bunga dan hadiah, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada siapa pun yang telah mengirimkan ucapan selamat dan doa.
“Saya menerima banyak ucapan selamat ulang tahun ke - 100. Terima kasih untuk semua yang mengirim kue, bunga, surat, dan juga mereka yang hadir untuk memberikan selamat,” kata Mahathir. “Tapi saya harus akui, menjadi 100 tahun itu cukup menakutkan.”
Hari itu, Mahathir mengaku tidak banyak berubah dari rutinitas hari-hari sebelumnya. Ia bangun pagi, menyapa tamu yang datang ke rumahnya, dan menjalani siaran podcast. Hanya saja, kali ini lebih banyak orang yang datang.
“Hari ini dimulai seperti biasa. Kami punya podcast, kami bertemu orang-orang. Tapi saya rasa, hari ini lebih banyak yang datang menemui saya,” ujarnya sambil tersenyum.
Mahathir juga menerima ucapan dari sejumlah tokoh penting, termasuk Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan mantan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Ia mengaku senang dan tersentuh dengan perhatian yang datang dari para pemimpin negara dan masyarakat luas.
Dalam perbincangan podcast itu, Mahathir tak hanya bicara soal ulang tahun. Ia mengenang masa-masa menjadi perdana menteri, menceritakan perjalanan panjang karier politiknya, dan menyentil berbagai isu internasional, termasuk agresi Israel terhadap Palestina.
Mahathir juga sempat memuji negara-negara Asia seperti China dan Jepang yang dianggapnya berhasil memodernisasi diri dan menjadi kekuatan ekonomi dunia.
Mahathir Mohamad lahir pada 10 Juli 1925. Ia pertama kali menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia pada 1981 hingga 2003. Dua dekade kemudian, ia kembali menjabat sebagai perdana menteri ketujuh pada 2018, dan mengundurkan diri pada awal 2020.
Sepanjang hidupnya, Mahathir dikenal sebagai figur sentral dalam politik Malaysia. Ia memainkan peran kunci dalam mengarahkan kebijakan ekonomi, pendidikan, dan modernisasi negara. Namun, ia juga tak lepas dari kontroversi, baik di dalam negeri maupun dalam kebijakan luar negeri.
Kini, di usianya yang ke-100, Mahathir masih terus menyuarakan pandangannya terhadap dunia. Usianya mungkin telah mencapai satu abad, tapi suaranya masih nyaring terdengar.