Venezuela Denda TikTok Rp162 Miliar Akibat Tantangan Viral Mematikan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Venezuela - Mahkamah Agung Venezuela menjatuhkan denda sebesar US$10 juta (sekitar Rp162 miliar) kepada TikTok setelah tantangan viral di platform tersebut menyebabkan tiga anak meninggal dunia.
Platform media sosial asal China itu dinyatakan bersalah karena dianggap gagal mengendalikan penyebaran tantangan viral yang memicu tragedi di Venezuela.
TikTok Diminta Bayar Denda dan Buka Kantor di Venezuela
Hakim Tania D'Amelio mengatakan TikTok memiliki waktu delapan hari untuk membayar denda kepada Komisi Komunikasi Nasional (Conatel). Ia juga meminta platform tersebut membuka kantor di Venezuela sebagai perwakilan resmi.
“Uang denda akan digunakan untuk memberikan kompensasi kepada para korban tantangan viral tersebut,” ujar D'Amelio, Rabu, 1 Januari 2025, seperti dilansir CNN.
Namun, pengadilan tidak menyebutkan secara spesifik konsekuensi jika TikTok tidak mematuhi putusan ini. Hingga berita ini diterbitkan, TikTok belum memberikan tanggapan resmi terkait keputusan tersebut.
D'Amelio menjelaskan bahwa tiga anak telah meninggal dunia dan banyak lainnya terdampak akibat tantangan viral tersebut. Meski demikian, ia tidak memberikan rincian kasus atau contoh spesifik dari tantangan yang dimaksud.
Pada November 2024, Presiden Venezuela Nicolás Maduro mengungkapkan bahwa setidaknya dua anak tewas setelah mengikuti tantangan yang melibatkan penghirupan zat beracun atau konsumsi obat kecemasan secara sembarangan.
Dalam putusannya, pengadilan menilai TikTok lalai menerapkan langkah-langkah memadai untuk mencegah penyebaran tantangan viral yang dianggap melanggar hukum di Venezuela.
Permohonan Perlindungan dan Tanggapan Pemerintah
Keputusan ini diambil setelah organisasi pendidikan Gerakan Bolivarian Keluarga Aristóbulo Istúriz mengajukan permohonan perlindungan terkait dampak psikologis tantangan viral terhadap anak di bawah umur.
Pengadilan menyetujui permohonan tersebut menyusul seruan Maduro pada November lalu agar TikTok menghapus konten-konten berbahaya terkait tantangan viral.
Langkah pemerintah Venezuela untuk mengatur platform media sosial bukanlah hal baru. Sebelumnya, pada Agustus 2024, Maduro mengumumkan bahwa Conatel menangguhkan akses ke platform X selama 10 hari setelah pemiliknya, Elon Musk, mempertanyakan hasil pemilihan presiden pada 28 Juli 2024.
Meski begitu, banyak warga Venezuela tetap mengakses X menggunakan Virtual Private Network (VPN) untuk menghindari pembatasan pemerintah.