WHO Sebut Covid India Lebih Bahaya dari Laporan
Font: Ukuran: - +
DIALESKIS.COM | Jakarta - Ilmuwan dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebut bahwa angka infeksi Covid-19 di India kemungkinan besar jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan resmi oleh pemerintah India. Pada Senin (17/5) kasus Covid-19 di India memang mengalami penurunan tapi tingkat kematian harian tetap di atas 4.000 orang per hari.
Dikutip Straits Times, Senin (17/5) hal ini didasari oleh pandangan bahwa virus ini sudah menyebar luas hingga ke pedesaan, dimana akses menuju tempat testing dan pelacakan tidak dapat dijangkau.
"Masih banyak bagian negara yang belum mengalami puncak, mereka masih naik," kata kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan dilaporkan Straits Times mengutip surat kabar The Hindu.
Dr Swaminathan menunjuk pada tingkat positif nasional yang mengkhawatirkan yaitu sekitar 20% dari tes yang dilakukan. Angka ini merupakan tanda bahwa mungkin ada gelombang yang lebih buruk segera datang.
"Pengujian masih tidak memadai di banyak negara bagian. Dan saat Anda melihat tingkat positif pengujian yang tinggi, jelas kami tidak cukup menguji. Jadi, angka absolut sebenarnya tidak berarti apa-apa ketika diambil sendiri; mereka harus diambil dalam konteks seberapa banyak pengujian dilakukan, dan uji tingkat positifnya," katanya.
Selain itu tes PCR di Negeri Bollywood itu pun sedang dalam pertanyaan besar. Dilaporkan bahwa hasil yang tidak akurat itu terjadi karena mutasi ganda virusCovid-19 yang menyebar di Negeri Bollywood itu. Namun hal ini masih belum bisa diterima oleh para ahli yang mengaku bahwa fenomena ini masih diteliti dan belum dapat disimpulkan.
"Semua kemungkinan di dunia ini sedang diteliti secara berkala dan sejauh ini tidak ada mutasi yang bisa mengelabui tes genetik ganda," ujar Dr Anurag Agrawal, direktur Institut Genom dan Biomedikal Nasional India.
Ia melanjutkan bahwa satu kemungkinan yang mungkin terjadi adalah pada saat virus sudah menyebar di seluruh tubuh dan sang pasien terlambat dites, maka besar kemungkinan hasil negatif akan selalu muncul.
"Jika orang terlambat dites setelah 7 hingga 8 hari, ada kemungkinan untuk mendapatkan laporan tes negatif karena virus mungkin telah menyebar ke dalam tubuh," katanya.
Pemerintah India sendiri mengeluarkan pedoman terperinci pada Minggu (16/5/2021) untuk memantau kasus Covid-19, dengan Kementerian Kesehatan meminta desa-desa untuk mencari orang-orang dengan penyakit mirip flu dan memeriksakan tes Covid-19.
Sementara itu Perdana Menteri Narendra Modi mendapat kecaman karena lambatnya peluncuran kampanye imunisasi di produsen vaksin terbesar dunia itu. Hingga saat ini India telah memvaksinasi penuh lebih dari 40,4 juta orang, atau 2,9% dari populasinya.[CNBC Indonesia]