Kamis, 14 Agustus 2025
Beranda / Ekonomi / Aceh Tawarkan Investasi Sawit Ramah Lingkungan ke Dunia

Aceh Tawarkan Investasi Sawit Ramah Lingkungan ke Dunia

Selasa, 12 Agustus 2025 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : MRZ

Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, SE, buka forum diskusi bertajuk “Mengembangkan dan Melindungi Ekonomi Kelapa Sawit : Perbaikan Tata Kelola dan Rantai Pasok” di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Selasa (12/8). Foto: Kolase Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, SE, membuka forum diskusi bertajuk “Mengembangkan dan Melindungi Ekonomi Kelapa Sawit : Perbaikan Tata Kelola dan Rantai Pasok” di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Selasa (12/8).

Kegiatan ini dihadiri perwakilan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, sejumlah perwakilan negara sahabat, Kementerian PPN/Bappenas, pimpinan instansi terkait di Aceh, lembaga internasional, akademisi, pelaku usaha, hingga organisasi masyarakat sipil.

Kepala Bidang Perencana Pembangunan Ekonomi dan SDA Bappeda Aceh, Reza Ferdian, S.STP, M.Si, menjelaskan forum ini bertujuan mengundang investor untuk berinvestasi di sektor perkebunan kelapa sawit Aceh. Saat ini, 70% lahan sawit di Aceh dimiliki masyarakat dan 30% dikelola perusahaan.

Menurut Reza, peluang investasi di sektor ini masih terbuka lebar seiring komitmen Pemerintah Aceh menjadikan sawit sebagai komoditas unggulan. Hal ini diperkuat dengan terbitnya Pergub Aceh Nomor 9 Tahun 2024 dan Peta Jalan Kelapa Sawit Berkelanjutan Aceh 2023 - 2045.

Ia menambahkan, 74% permintaan pasar global kini menginginkan kelapa sawit bebas deforestasi, suatu kondisi yang telah dipenuhi Aceh dalam tiga tahun terakhir. “Ini menjadi modal penting untuk menarik minat investor,” ujarnya.

"Aceh diuntungkan karena tingkat deforestasinya rendah, bahkan memiliki hutan besar seperti Leuser dan Ulu Masen yang menjadi penyangga ekosistem dunia.

Artinya, sawit dari Aceh punya peluang besar untuk menembus pasar premium dengan harga lebih baik, asalkan bisa membuktikan asal usulnya bebas deforestasi melalui sertifikasi dan sistem penelusuran," ujar Reza.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Fadhlullah menegaskan komitmen Pemerintah Aceh membangun tata kelola kelapa sawit yang transparan, bebas deforestasi, dan memenuhi standar perdagangan global. Ia mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian hutan Aceh yang mencakup lebih dari 3,5 juta hektare, termasuk ekosistem Leuser dan Ulu Masen.

“Kelapa sawit adalah komoditas unggulan Aceh, tapi keberlanjutan tidak hanya soal ekonomi. Kita perlu memperkuat tata kelola, meningkatkan produktivitas, memperbaiki rantai pasok, dan juga menjaga lingkungan,” tegasnya.

Pemerintah Aceh, kata Fadhlullah, telah meluncurkan peta jalan yang menekankan produksi tanpa deforestasi, pemberdayaan petani swadaya, kemitraan multipihak, dan akses pembiayaan hijau. Ia berharap forum ini menjadi ruang kolaborasi demi membangun sektor sawit yang menguntungkan, ramah lingkungan, dan menyejahterakan rakyat.

“Keberhasilan Aceh akan ditentukan oleh kemauan kita berbagi pengetahuan, menyatukan visi, dan berpegang pada prinsip keberlanjutan,” pungkasnya.

Acara diakhiri dengan pembukaan resmi diskusi oleh Wakil Gubernur, menandai dimulainya rangkaian pembahasan bersama seluruh pemangku kepentingan. Acara diskusi sendiri akan berlangsung hingga besok, Rabu, 13 Agustus 2025.[]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI