Sabtu, 06 September 2025
Beranda / Ekonomi / Anak Muda Aceh Singkil Olah Batok Kelapa Jadi Briket; Berpotensi Ekspor tapi Terkendala Mesin

Anak Muda Aceh Singkil Olah Batok Kelapa Jadi Briket; Berpotensi Ekspor tapi Terkendala Mesin

Jum`at, 05 September 2025 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Proses Pengolahan Batok Kelapa Jadi Briket. Foto: for Dialeksis 


DIALEKSIS.COM | Aceh Singkil - Sejumlah anak muda di Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, berhasil mengolah limbah batok kelapa menjadi briket arang yang siap digunakan untuk memasak, bakar sate, hingga barbeque. Produk ramah lingkungan ini bahkan mulai dilirik pasar internasional untuk kebutuhan ekspor.

Namun, keterbatasan peralatan membuat mereka belum mampu memenuhi tingginya permintaan. Produksi masih dilakukan secara manual dengan kapasitas terbatas. Saat ini, usaha ini hanya dijalankan oleh tiga orang, yaitu Deri, Heru, dan Ondia.

"Makanya kami butuh dukungan dari pemerintah, khususnya Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Aceh, agar membantu pembelian mesin penghancur dengan harga sekitar Rp30 juta," ujar Deri Irawan, salah satu pengolah briket, Jumat. 

Menurut Deri, mesin penghancur akan mempercepat proses produksi sehingga kapasitas bisa ditingkatkan. 

Ia menyampaikan, briket batok kelapa memiliki sejumlah keunggulan dibanding arang kayu biasa. Briket lebih tahan lama saat dibakar, menyala stabil, dan menghasilkan panas tinggi serta merata, sehingga efisien digunakan baik di rumah tangga maupun industri kecil.

Selain itu, briket juga jauh lebih bersih karena asap yang dihasilkan minim dan hampir tidak berbau, berbeda dengan arang kayu yang sering menimbulkan asap pekat. 

Dari sisi lingkungan, bahan baku briket berasal dari limbah batok kelapa sehingga tidak perlu menebang pohon, sementara sisa pembakarannya pun lebih sedikit karena abu yang dihasilkan relatif minim.

"Dari segi bentuk, briket lebih praktis, seragam, dan mudah dikemas, sehingga memudahkan penyimpanan maupun distribusi," tambah Deri. 

Saat ini, kata Deri, briket tersebut telah menjadi salah satu komoditas unggulan karena banyak diminati untuk kebutuhan barbeque di pasar luar negeri.

Potensi briket batok kelapa di Aceh Singkil dinilai sangat besar, mengingat daerah tersebut memiliki hamparan pohon kelapa yang melimpah. 

"Saat ini, harga jual briket mencapai Rp5.000 per kilogram. Jika ada permintaan hingga 20 ton per bulan, omzet yang diperoleh bisa mencapai Rp100 juta," sebutnya.

Dengan peluang sebesar itu, Deri dan timnya sangat berharap dukungan pemerintah agar pengolahan limbah batok kelapa di Aceh Singkil dapat berkembang lebih maju dan berdaya saing global.

Ke depan, sambungnya, jika produk tersebut terus berkembang, akan terbuka peluang terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat.


Cara Membuat Briket Batok Kelapa

Proses pembuatan briket batok kelapa dilakukan melalui beberapa tahap, antara lain:

1. Karbonisasi (pembakaran batok kelapa): Batok kelapa dibakar dalam tungku tertutup agar tidak jadi abu, dihentikan saat berubah menjadi arang, lalu didinginkan.

2. Penghalusan: Arang yang sudah jadi dihancurkan hingga halus, kemudian diayak agar ukurannya seragam.

3. Pencampuran: Bubuk arang dicampur dengan larutan perekat dari tepung kanji. Perbandingan umum 90% bubuk arang dan 10% perekat.

4. Pencetakan: Adonan dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk silinder, kotak, atau hexagonal, lalu dipadatkan.

5. Pengeringan: Briket dijemur di bawah sinar matahari 2-3 hari atau dikeringkan dengan oven hingga kadar air di bawah 8%.

6. Penyimpanan dan pengemasan: Briket kering disimpan dalam wadah tertutup agar tidak lembap, siap digunakan sebagai bahan bakar ramah lingkungan.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
pelantikan padam
sekwan - polda
damai -esdm
bpka