Sabtu, 29 November 2025
Beranda / Ekonomi / Banjir dan Longsor Picu Lonjakan Harga Pangan di Aceh

Banjir dan Longsor Picu Lonjakan Harga Pangan di Aceh

Jum`at, 28 November 2025 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Salah satu kebutuhan pokok yang naik tajam cabai merah. Foto: Nora/Dialeksis 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Rentetan banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh dalam tiga hari terakhir memicu gangguan serius pada jalur distribusi logistik dan suplai bahan pangan. Dampaknya mulai terasa di pasar-pasar utama, ditandai dengan lonjakan harga sejumlah kebutuhan pokok dan komoditas pertanian.

Pantauan media di beberapa pasar di Banda Aceh, Jumat, 28 November 2025, menunjukkan harga cabai merah menembus Rp250 ribu per kilogram. Cabai hijau naik menjadi Rp200 ribu. Sementara cabai rawit nyaris hilang dari pasaran. 

Para pedagang menyebut pasokan dari Sumatera Utara serta sentra produksi Aceh Tengah dan Bener Meriah terhenti total akibat akses jalan yang putus dan jembatan rusak.

Sejumlah rute penghubung area produksi pertanian di Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Pidie, dan Aceh Besar dilaporkan tidak dapat dilalui, sehingga stok yang biasa mengalir ke pasar utama tersendat.

Wakil Ketua Umum Kadin Aceh Bidang Pertanian, Darmawan, yang juga Ketua Umum Perpadi Aceh, menyebut pelaku usaha terus memantau situasi untuk memastikan stabilitas suplai dan harga. Menurutnya, kenaikan harga komoditas saat ini berkaitan langsung dengan terputusnya jalur distribusi.

“Kami sedang menghimpun data lengkap dari asosiasi dan pelaku usaha untuk menentukan langkah cepat stabilisasi pasokan dan harga,” ujar Darmawan. 

Ia juga meminta PLN mengatur distribusi listrik bergilir di kawasan terdampak, terutama di wilayah yang sudah berhari-hari terbatas akses energi seperti Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar.

Sebagai langkah darurat, Kadin Aceh menggelar rapat koordinasi bersama berbagai asosiasi usaha dan memutuskan pembentukan Posko Darurat Logistik & Pemulihan Distribusi Bahan Pokok. Posko ini akan menjadi pusat komunikasi lintas sektor, menerima laporan kebutuhan mendesak, dan membantu percepatan pemulihan jalur suplai.

Direktur Eksekutif Kadin Aceh, Teuku Jailani, menyatakan dunia usaha siap bermitra dengan pemerintah daerah dalam proses pemulihan.

“Fokus utama kami adalah menjaga suplai tidak terputus, membuka jalur alternatif distribusi, dan memastikan harga kembali stabil. Posko darurat ini menjadi ruang kolaborasi untuk mempercepat normalisasi,” kata Jailani.

Kadin Aceh mengimbau pemerintah kabupaten/kota untuk mempercepat pendataan kerusakan infrastruktur serta mempercepat perbaikan akses sementara agar harga komoditas tidak semakin melambung. (*)

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI