Jum`at, 01 Agustus 2025
Beranda / Ekonomi / Bantah Badai PHK di Manufaktur, Kemenperin: Efek Relaksasi Impor, Bukan Industri Lesu

Bantah Badai PHK di Manufaktur, Kemenperin: Efek Relaksasi Impor, Bukan Industri Lesu

Rabu, 30 Juli 2025 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief. [Foto: dok. Kemenperin]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membantah narasi bahwa sektor manufaktur tengah dilanda badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Jubir Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, menyebut pernyataan itu tidak mencerminkan kondisi sebenarnya di lapangan.

“PHK yang terjadi lebih disebabkan oleh dampak relaksasi impor yang membuat produk asing membanjiri pasar domestik, bukan karena sektor industrinya lesu,” kata Febri dalam pernyataan resmi yang diterima pada Rabu (30/7/2025).

Febri menyinggung pernyataan Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, yang menurutnya justru mendukung relaksasi impor pada Mei 2024 lalu. 

“Kebijakan itu menekan utilisasi industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki, yang akhirnya berdampak pada pengurangan tenaga kerja,” tambahnya.

Berdasarkan data BPS, jumlah pekerja sektor industri per Februari 2025 tercatat 19,60 juta orang, turun dari 23,98 juta pada Agustus 2024. Namun, Kemenperin mencatat ada tren positif di sisi lain. Pada Semester I 2025, sebanyak 1.641 perusahaan sedang membangun pabrik baru dengan nilai investasi Rp803,2 triliun yang menyerap 3,05 juta tenaga kerja.

Data Indeks Kepercayaan Industri (IKI) juga menunjukkan kinerja ekspansif. IKI Juni 2025 tercatat 52,50, dengan subsektor ekspor dan domestik masing-masing di atas 51, menandakan peningkatan permintaan dan produksi.

Kemenperin juga mendorong empat strategi utama untuk memperkuat industri dan serapan tenaga kerja: revisi kebijakan impor, insentif industri padat karya, dampak positif perjanjian dagang RI-AS dan RI-Uni Eropa, serta reformasi TKDN untuk dorong belanja produk lokal.

“Industri kita sedang tumbuh, bukan menyusut. Narasi badai PHK justru bisa menurunkan kepercayaan investor,” tegas Febri.

Ia juga mengungkap bahwa Menperin Agus Gumiwang telah meminta langsung prinsipal otomotif Jepang untuk tidak melakukan PHK. “Kebijakan efisiensi jangan sampai berdampak pada tenaga kerja,” ujarnya.

Febri menutup dengan imbauan agar semua pihak menyampaikan informasi secara objektif dan seimbang. “Industri manufaktur tetap jadi tulang punggung pencipta lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
hari lahir pancasila