Senin, 12 Mei 2025
Beranda / Ekonomi / BI: Rupiah Tertekan, Pasar Obligasi Tetap Dilirik Investor Asing

BI: Rupiah Tertekan, Pasar Obligasi Tetap Dilirik Investor Asing

Minggu, 11 Mei 2025 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Ilustrasi. Perkembangan stabilitas nilai tukar Rupiah dan dinamika pasar keuangan. [Foto: dok. BI]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Bank Indonesia (BI) melaporkan perkembangan stabilitas nilai tukar Rupiah dan dinamika pasar keuangan domestik dalam periode 5-9 Mei 2025. Di tengah tekanan global, Rupiah tercatat mengalami pelemahan tipis, sementara investor asing mencatatkan pembelian bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN).

"Pada penutupan perdagangan Kamis, 8 Mei 2025, Rupiah ditutup di level Rp16.490 per dolar AS. Namun, di pembukaan Jumat pagi (9/5/2025), Rupiah kembali melemah ke Rp16.530 per dolar AS," ujar Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI dalam keterangan resmi yang diterima pada Minggu (10/5/2025). 

Menurutnya, pergerakan ini masih dipengaruhi oleh kuatnya dolar AS di pasar global. “Indeks Dolar (DXY) menguat ke 100,64. Ini tentu menambah tekanan terhadap mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia,” jelas Ramdan. 

Di sisi lain, imbal hasil (yield) US Treasury 10 tahun yang naik ke 4,379% menunjukkan ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter AS yang ketat masih cukup tinggi.

Meski begitu, pasar obligasi domestik menunjukkan respons yang relatif positif. “Yield SBN 10 tahun turun ke 6,84% pada Kamis, sebelum naik tipis menjadi 6,85% Jumat pagi. Ini menunjukkan adanya minat investor terhadap aset berdenominasi Rupiah,” tambahnya.

Aliran Modal Asing Mulai Kembali Masuk

Bank Indonesia juga mencatat bahwa arus modal asing mulai berbalik arah ke Indonesia, terutama ke pasar obligasi pemerintah. “Nonresiden mencatat beli neto sebesar Rp0,12 triliun selama 5-8 Mei 2025,” ungkap Ramdan.

Ia merinci, “Mereka melakukan jual neto Rp2,70 triliun di pasar saham dan Rp4,07 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), namun membukukan beli neto Rp6,88 triliun di pasar SBN.”

Menurutnya, pergeseran ini menandakan persepsi risiko terhadap Indonesia yang mulai membaik. “Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 89,65 basis poin dari 94,63 bps sebelumnya. Ini sinyal positif,” jelas Ramdan.

Secara kumulatif, aliran dana asing ke pasar keuangan domestik masih menunjukkan tekanan. “Sepanjang tahun 2025 sampai 8 Mei, investor asing mencatat jual neto Rp49,38 triliun di saham dan Rp15,80 triliun di SRBI. Namun, mereka juga membukukan beli neto Rp30,18 triliun di pasar SBN,” paparnya.

Bank Indonesia menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan ketahanan sektor eksternal. 

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan,” tutup Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI. [ra]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
diskes
hardiknas