Jum`at, 06 Juni 2025
Beranda / Ekonomi / BPS: Produksi Beras Tembus 21,76 Juta Ton hingga Juli 2025

BPS: Produksi Beras Tembus 21,76 Juta Ton hingga Juli 2025

Selasa, 03 Juni 2025 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Hamparan sawah siap panen. [Foto: dokumen Putri untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Produksi beras nasional mengalami lonjakan signifikan sepanjang Januari hingga Juli 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras mencapai 21,76 juta ton, naik 2,83 juta ton atau 14,49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan ini sejalan dengan peningkatan produksi gabah kering giling (GKG) yang juga meningkat tajam menjadi 37,77 juta ton, naik 4,91 juta ton atau 14,93% dibandingkan Januari-Juli 2024.

Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyebut lonjakan ini dipicu oleh panen raya yang terjadi serentak sejak awal tahun di berbagai sentra produksi padi nasional.

"Panen raya terjadi secara merata di berbagai kabupaten/kota di Pulau Jawa, terutama di Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Sementara di luar Jawa, panen juga berlangsung di sejumlah daerah di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi," jelas Pudji dalamBerita Resmi Statistik dilansir pada Selasa (3/6/2025).

Beberapa daerah yang memberikan kontribusi besar terhadap lonjakan produksi ini antara lain Subang, Indramayu, Cirebon, Cianjur, dan Bekasi.

Tak hanya dari sisi produksi, kesejahteraan petani juga ikut terdongkrak. BPS mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada Mei 2025 berada di angka 121,15, naik tipis 0,07% dibandingkan April 2025. NTP menjadi indikator penting yang mencerminkan daya beli dan kesejahteraan petani.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan capaian ini merupakan buah dari berbagai program afirmatif pemerintah di sektor hulu pertanian.

"Lonjakan produksi ini tidak terjadi begitu saja. Ini adalah hasil kerja konkret di lapangan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, untuk menjamin ketersediaan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani," tegas Amran.

Ia menjelaskan, berbagai kebijakan seperti penambahan pupuk subsidi, bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), hingga program pompanisasi masif sejak awal tahun 2025 menjadi faktor pendorong utama.

Amran juga mengungkapkan bahwa tingginya produksi padi telah memperkuat stok beras nasional yang kini menembus lebih dari 4 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

"Kita sudah bisa lihat tanda-tanda swasembada pangan yang berdaulat. Produksi naik, stok kuat, dan petani untung. Ini sinyal positif untuk ketahanan pangan Indonesia ke depan," pungkasnya. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI