Selasa, 15 April 2025
Beranda / Ekonomi / BSI Aceh Perkuat Inklusi Keuangan Syariah melalui Pengembangan Ekosistem Pasar Tradisional

BSI Aceh Perkuat Inklusi Keuangan Syariah melalui Pengembangan Ekosistem Pasar Tradisional

Minggu, 13 April 2025 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Wachjono, Regional CEO BSI Aceh. Foto: doc Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Aceh semakin meningkatkan fokus pada pengoptimalan transaksi ritel di pasar tradisional melalui pengembangan klaster atau ekosistem pasar. Langkah ini diambil untuk memperkuat inklusi keuangan syariah, khususnya bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Wachjono, Regional CEO BSI Aceh, menjelaskan bahwa optimalisasi transaksi ritel di pasar tradisional merupakan bagian dari program nasional BSI, termasuk di Aceh. Saat ini, Pasar Almahira dan Pasar Aceh telah menjadi percontohan ekosistem pasar syariah di Banda Aceh. Menurutnya, penguatan melalui pemberdayaan ekosistem ini tidak hanya mendorong ketahanan ekonomi masyarakat tetapi juga memperluas penggunaan instrumen keuangan syariah.

“Pasar tradisional adalah pusat ekonomi lokal yang vital. Dengan membangun ekosistem halal terintegrasid ari hulu ke hilir, mulai produksi hingga penjualan kami ingin menciptakan rantai nilai yang mendukung UMKM sekaligus meningkatkan literasi keuangan syariah,” ujar Wachjono.

Beberapa layanan perbankan syariah yang dihadirkan di pasar-pasar tersebut meliputi jaringan ATM/CRM, BSI Agen, QRIS, dan EDC. Tujuannya adalah mempercepat transisi transaksi konvensional ke digital syariah agar masyarakat merasakan kemudahan, kecepatan, dan keamanan bertransaksi.

Hingga Maret 2025, BSI Aceh telah mencatat pencapaian signifikan, 15.342 merchant telah terdaftar dalam jaringan QRIS BSI, Total transaksi QRIS mencapai Rp99,8 miliar dengan 742.568 transaksi, dan Jumlah rekening wirausaha (NOA) di seluruh Aceh sebanyak 11.251 nasabah.

Wachjono menambahkan, pertumbuhan infrastruktur digital seperti EDC dan QRIS BSI juga menjadi prioritas untuk mendorong transaksi ritel non-tunai. 

“Ini sejalan dengan komitmen BSI untuk memperluas akses layanan keuangan syariah ke semua segmen masyarakat, termasuk pedagang pasar tradisional,” tegasnya.

Capian itu direspon, Ketua Umum Kadin Aceh Muhammad Iqbal Piyeung mengungkapkan inisiatif BSI Aceh patut diapresiasi sebagai langkah strategis menjembatani gap antara pasar tradisional dan modernisasi keuangan. Dengan memadukan ekosistem halal dan teknologi digital, BSI tidak hanya memberdayakan UMKM tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi syariah di tingkat akar rumput. 

"Pemanfaatan QRIS dan EDC di pasar tradisional menjadi bukti bahwa inklusi keuangan bisa berjalan beriringan dengan pelestarian kearifan lokal. Ke depan, kolaborasi dengan pemangku kepentingan lokal akan krusial untuk memperluas dampak positif ini," ujarnya.

"Upaya BSI Aceh mencerminkan transformasi keuangan inklusif yang berkelanjutan, mengintegrasikan nilai syariah dengan dinamika ekonomi digital," tutupnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
dora
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar