Rabu, 17 September 2025
Beranda / Ekonomi / Dosen FPIK UTU Latih Metode Pengoperasian BuDar bagi Nelayan Lhok Kuala Bubon

Dosen FPIK UTU Latih Metode Pengoperasian BuDar bagi Nelayan Lhok Kuala Bubon

Selasa, 16 September 2025 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Tim akademisi dari Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar menggelar workshop metode pengoperasian alat penangkapan ikan ramah lingkungan, yaitu BuDar (Bubu Dasar) bagi nelayan tradisional di Lhok Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat. [Foto: dok. FPIK UTU]


DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Upaya dalam peningkatan ketrampilan kelompok nelayan tradisional Lhok Kuala Bubon, tim akademisi dari Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar menggelar workshop metode pengoperasian alat penangkapan ikan ramah lingkungan, yaitu BuDar (Bubu Dasar). 

Kegiatan workshop tersebut dilaksanakan pada Minggu (14/9/2025) di Gudang Pertemuan Desa Lhok Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat.

Peserta yang terlibat langsung pada kegiatan workshop metode pengoperasian BuDar tersebut antara lain Panglima Laot Lhok Kuala Bubon Saiful, Sekretaris Panglima Laot, Aparatur Desa Lhok Kuala Bubon, Nelayan Tradisional Desa Lhok Kuala Bubon, dan mahasiswa program Magang PKM.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program hibah Direktorat Penelitian dan Pengabdian (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) tahun 2025 yang berjudul "Hilirisasi Teknologi BuDar (Bubu Dasar) Ramah Lingkungan Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Meningkatkan Hasil Tangkapan Ikan Karang Nelayan Tradisional Lhok Kuala Bubon" yang diketuai oleh Hamidi, S.Pi., M.Si, dan beranggotakan 2 tim akademisi yaitu Rusdi, M.M, dan Rosi Rahayu, S.Pi., M.Si.

Workshop ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan saling berbagi pengalaman dalam proses penangkapan ikan yang ramah terhadap lingkungan, sehingga alat tangkap BuDar tersebut tidak salah dalam peletakan yang akan mengakibatkan kerusakan habitat ikan, baik terumbu karang maupun dasar perairan. 

"Dalam pengoperasian teknologi BuDar terdapat 3 langkah yang sangat penting yang harus diperhatikan yaitu mulai dari setting (peletakan bubu dasar di perairan), immersion (perendaman bubu dasar di perairan), dan hauling (pengangkatan bubu dasar dari perairan)," ujar Ketua pengabdian Hamidi.

Selanjutnya Rosi Rahayu juga menambahkan dalam peletakan bubu dasar di perairan harus diperhatikan cara perekaman koordinat lokasi bubu, sehingga pada saat proses hauling atau pengangkatan bubu bisa dengan cepat ditemukan.

"Salah satunya yaitu dengan memberikan benang senar pada pemberat setelah dilempar ke laut, kemudian dari senar tersebut digunakan pengambilan koordinat posisi BuDar." jelasnya.

Dampak dari terlaksananya kegiatan worskhop pengoperasian Bubu Dasar yakni nelayan lebih memahami dalam penggunakan teknologi bubu di perairan, mulai dari persiapan kel aut seperti alat tangkap, bahan bakar minyak, hand GPS, dan bekal untuk nelayan selama di laut.

Selanjutnya setting atau peletakan bubu, immersion yang dilakukan perendaman bubu mulai dari 2 sampai 5 hari, dan hauling teknologi BuDar. 

Panglima Laot Lhok Kuala Bubon Saiful menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya pelatihan metode BuDar bagi nelayan tradisional.

"Pelatihan metode pengoperasian BuDar ini sangat bermanfaat kepada saya sendiri dan kelompok nelayan tradisional Lhok Kuala Bubon, sehingga teknologi BuDar yang diterima oleh nelayan dapat bertahan lama dan posisi peletakan di perairan tidak salah dengan harapan tidak merusak terumbu karang ataupun struktur dasar perairan," ucap Saiful. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
sekwan - polda
bpka - maulid