Minggu, 15 Juni 2025
Beranda / Ekonomi / Ekspor Alas Kaki Indonesia Tembus USD1,89 Miliar, Nike Indonesia Masuk Pasar India

Ekspor Alas Kaki Indonesia Tembus USD1,89 Miliar, Nike Indonesia Masuk Pasar India

Jum`at, 13 Juni 2025 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indri

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Taufiek Bawazier mewakili Menteri Perindustrian pada Pelepasan Ekspor Alas Kaki produksi PT Selalu Cinta Indonesia (SCI) di Salatiga, Jawa Tengah. [Foto: dok. Kemenperin]


DIALEKSIS.COM | Salatiga - Industri alas kaki Indonesia kembali menorehkan capaian positif di pasar global. Pada periode Januari-Maret 2025, ekspor alas kaki nasional mencapai USD1,89 miliar, naik 13,80 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Taufiek Bawazier mengatakan capaian ini menunjukkan daya saing kuat produk dalam negeri di kancah internasional.

“Indonesia saat ini berada di peringkat ke-6 eksportir alas kaki dunia, dengan pangsa pasar 3,99 persen. Ini membuktikan kita punya kualitas dan kepercayaan di pasar global,” ujar Taufiek dalam pernyataan resmi, Kamis (12/6/2025).

PT SCI yang merupakan produsen alas kaki merek global Nike, sukses mengekspor sebanyak 124.117 pasang sepatu senilai USD2 juta ke India pada Mei 2025. Ekspor diproyeksikan meningkat hingga 227.654 pasang atau USD3,4 juta sampai September 2025.

“Ini bukan cuma soal ekspor sepatu. Ini menunjukkan Indonesia sudah jadi bagian dari global value chain industri alas kaki dunia,” tegas Taufiek.

Namun, ia mengakui bahwa ekspor ke India tak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah kebijakan Quality Control Orders (QCO) yang diberlakukan India sejak Juli 2024. QCO mewajibkan sertifikasi Bureau of Indian Standard (BIS) bagi produk alas kaki yang masuk pasar India.

“Kendalanya bukan di kualitas kita, tapi di jumlah auditor BIS yang terbatas. Proses audit jadi lambat,” jelasnya.

Menanggapi hal itu, pemerintah Indonesia telah mengangkat isu ini sebagai Specific Trade Concern (STC) dalam forum WTO Technical Barriers to Trade (TBT). Indonesia juga terus mendorong kerja sama sertifikasi dengan lembaga internasional yang kredibel.

“Hari ini jadi bukti kerja keras diplomatik dan teknis membuahkan hasil. Ekspor Nike dari Indonesia ke India kembali berjalan lancar,” tambahnya.

Tak hanya soal ekspor, Taufiek juga membeberkan data pertumbuhan industri alas kaki yang menunjukkan tren positif. Pada triwulan I 2025, sektor ini tumbuh 6,95 persen. Dari sisi tenaga kerja, hingga Agustus 2024, industri kulit dan alas kaki telah menyerap 961 ribu orang, naik 3 persen dari tahun sebelumnya.

“Industri ini padat karya dan menopang stabilitas ekonomi nasional,” tegasnya.

Sektor ini juga menarik investasi baru. Sepanjang Januari-Mei 2025, sebanyak 12 perusahaan asing menanamkan investasi senilai Rp8 triliun, dengan kapasitas produksi mencapai 64,6 juta pasang sepatu dan 214,6 juta pasang komponen, serta menyerap lebih dari 80 ribu tenaga kerja baru.

“Indonesia masih jadi destinasi utama industri padat karya ekspor. Kami akan terus dorong perjanjian dagang, pengakuan sertifikasi bersama, dan akses pasar ke kawasan nontradisional,” pungkas Taufiek. [in]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI