Geotermal Gantikan Peran Batubara Sebagai Pembangkit Listik?
Font: Ukuran: - +
President Director PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi. Foto: Ist
DIALEKSIS.COM | Nasional - President Director PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi menyebut bahwa geotermal atau panas bumi bakal menggantikan peran batu bara sebagai pembangkit listrik.
Dia mengungkapkan saat ini eksplorasi geothermal sendiri memerlukan waktu selama dua tahun. Sedangkan untuk pemanfaatan sebagai sumber pembangkit listrik dibutuhkan waktu dua tahun lagi.
"Terus ada lagi dua tahun lagi. Jadi 5-6 tahun itu paling cepat. Cuma kita punya model supaya tidak 5-6 tahun, tapi 3-4 tahun. Kita kerjakan dari yang kecil-kecil," ungkap Julfi kepada media, beberapa waktu lalu.
Sebagai gambaran saat ini Pertamina Geothermal Energy tengah menargetkan produksi untuk mencapai 1 Gigawatt dalam 2 tahun. Hal ini dilakukan mengingat geothermal bakal menjadi satu-satunya energi terbarukan yang bakal stabil dan banyak digunakan.
Dia menambahkan bahwa produk produk geothermal dari Pertamina Geothermal Energy telah dimasukkan ke dalam rencana bisnis PLN.
Adapun berdasarkan data CEIC sejak 2018 produksi listrik yang dihasilkan dari geothermal (PLTP) berada dalam tren yang terus meningkat. Pada 2021 CEIC mencatat produksi geothermal mencapai angka 2,4 juta Megawatt hour (MWh) atau naik 0,72% dibandingkan tahun sebelumnya.
Julfi pun optimis ke depan geothermal bakal menggantikan peran batu bara baik di Jawa maupun Sumatera. Karena ia melihat geothermal merupakan energi baru yang paling hemat digunakan jika dibandingkan energi baru lainnya.
"Geothermal siap menggantikan batu bara di Jawa dan Sumartera. Intinya Indonesia negara volcano, negara geothermal, dan geothermal more cost effective dibandingkan renewable lain. Penting untuk menggantikan batu bara," terangnya.
Melengkapi upaya tersebut, PGE pun rencananya akan meneken sejumlah kerja sama strategis guna mencapai target pengembangan bisnis panas bumi di Indonesia. Di antaranya adalah penandatanganan nota kesepakatan (MoU) dengan PT Pembangunan Aceh (PEMA).
Selain itu, PGE juga melakukan kerja sama dengan Chevron New Energy International untuk South Sumatera Grid Resources Confirmation sebesar 900 MW. [cnbcindonesia]