DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), tampil mempresentasikan potensi besar Aceh di hadapan para duta besar, gubernur, dan investor dari berbagai negara Asia dalam sebuah forum ekonomi bergengsi yang digelar di Kota Zhengzhou, Provinsi Hainan, Tiongkok, Senin (13/10/2025).
Dalam presentasi dan sambutannya yang dilansir media dialeksis.com dalam akun Instagram pribadinya, Mualem menegaskan bahwa Aceh siap menjadi salah satu pusat investasi strategis di Asia Tenggara, berbekal sumber daya alam yang melimpah, posisi geografis yang sangat strategis, serta kebijakan daerah yang pro terhadap investasi.
“Aceh memiliki potensi besar di sektor energi, pariwisata, dan pertanian. Kami membuka peluang seluas-luasnya bagi investor dari Tiongkok dan negara-negara Asia lainnya untuk berinvestasi di Aceh. Pemerintah daerah menjamin kemudahan perizinan, keamanan, dan stabilitas untuk mendukung keberhasilan investasi,” ujar Mualem dalam pidatonya yang disambut hangat para peserta forum.
Dalam paparannya, Mualem menjelaskan bahwa Aceh memiliki cadangan energi yang melimpah, termasuk minyak, gas, dan panas bumi, yang berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi sumber energi bersih masa depan.
Ia juga menyoroti industri pariwisata yang tengah tumbuh pesat dengan kekayaan alam dan budaya yang unik, mulai dari pantai-pantai eksotis, wisata religi, hingga kuliner khas yang semakin dikenal secara internasional.
Sementara di bidang pertanian, Aceh disebut sebagai daerah dengan komoditas unggulan ekspor seperti kopi Gayo, pala, dan kakao, yang telah menembus pasar global. Menurut Mualem, ketiga sektor ini merupakan fondasi utama yang akan menggerakkan ekonomi Aceh secara berkelanjutan.
“Kami ingin menghadirkan wajah baru Aceh bukan hanya sebagai daerah dengan sejarah panjang dan budaya yang kuat, tetapi juga sebagai wilayah yang modern, terbuka, dan siap menjadi bagian penting dalam rantai ekonomi Asia,” tambah Mualem.
Dalam sambutannya, Mualem juga menyinggung hubungan historis antara Aceh dan Tiongkok yang telah terjalin selama berabad-abad melalui jalur perdagangan dan diplomasi. Ia menyebut bahwa hubungan budaya dan sejarah tersebut menjadi dasar kuat untuk memperkuat kemitraan ekonomi modern di era global saat ini.
“Sejak masa kerajaan Samudra Pasai, hubungan Aceh dan Tiongkok sudah erat. Kini, di era modern, kita ingin melanjutkan semangat itu dengan kerja sama ekonomi dan investasi yang saling menguntungkan,” kata Mualem.
Acara di Zhengzhou ini dihadiri oleh sejumlah duta besar dari negara-negara Asia, para gubernur, serta perwakilan perusahaan besar Tiongkok yang tertarik menjajaki peluang kerja sama investasi lintas kawasan. Delegasi Aceh sendiri membawa berbagai dokumen promosi investasi dan rencana kerja sama konkret di bidang energi terbarukan, pengembangan pelabuhan, dan pariwisata berkelanjutan.
Kehadiran Mualem dan rombongan di forum tersebut menandai langkah strategis Aceh dalam memperluas jaringan diplomasi ekonomi internasional. Forum ini juga menjadi ruang penting bagi Aceh untuk memperkenalkan potensi dan kesiapan infrastruktur yang mendukung investasi besar di kawasan barat Indonesia.
“Kami berkomitmen untuk membangun Aceh yang terbuka, produktif, dan berdaya saing tinggi. Kami percaya, kolaborasi antara Aceh dan mitra-mitra Asia akan membawa manfaat besar bagi kemajuan ekonomi regional,” tutupnya.[nh]