Rabu, 26 Maret 2025
Beranda / Ekonomi / Harga Kelapa di Banda Aceh Melambung Tinggi, Pedagang dan Warga Mengeluh

Harga Kelapa di Banda Aceh Melambung Tinggi, Pedagang dan Warga Mengeluh

Sabtu, 22 Maret 2025 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora
Pedagang sedang kukur kelapa. Foto: Nora/Dialeksis

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Harga kelapa di Banda Aceh mengalami lonjakan signifikan dalam tiga bulan terakhir, membuat pedagang dan masyarakat mengeluh. Selain mahal, pasokan kelapa juga semakin langka di pasaran.

Maimudin, seorang pedagang kelapa di Lambaro Skep, mengungkapkan bahwa saat ini ia menjual kelapa seharga Rp7.000 per buah dalam kondisi utuh. Jika sudah dikukur, harganya naik menjadi Rp8.000, sedangkan setelah diperas mencapai Rp10.000.

"Harga mulai naik sejak tiga bulan lalu. Sebelumnya, kelapa paling mahal dijual Rp6.000 hingga 7.000 setelah dikukur," ujarnya saat diwawancarai Dialeksis, Sabtu (22/3/2025). 

Ia menyampaikan, kenaikan harga ini membuat masyarakat mencari alternatif, seperti beralih ke santan kemasan. Namun, harga santan merek Kara juga ikut naik dari Rp3.000 menjadi Rp6.000 per kemasan.

Kelapa di Banda Aceh umumnya dipasok dari wilayah Barat-Selatan Aceh dan Aceh Timur. Namun, pasokan yang terbatas membuat harga terus merangkak naik. Para pedagang berharap ada standar harga yang lebih stabil agar masyarakat tidak terbebani.

Dikutip dari CNN Indonesia, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengakui bahwa pasokan kelapa di dalam negeri terbatas akibat tingginya permintaan ekspor.

"Kelapa itu kan banyak permintaan ekspor juga ya. Terus industri di dalam negeri juga banyak minta. Jadi industri di dalam negeri karena banyak yang ekspor, juga kadang-kadang keseluruhan dapat barang dan sebagainya. Itu memang masalahnya itu," kata Budi di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Jumat (21/3).

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
dishub