Sabtu, 20 September 2025
Beranda / Ekonomi / HMI Aceh: Marak Uang Palsu Bisa Goyahkan Kepercayaan Publik Ke Rupiah

HMI Aceh: Marak Uang Palsu Bisa Goyahkan Kepercayaan Publik Ke Rupiah

Jum`at, 19 September 2025 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Ketua Bidang PTKP Badko HMI Aceh, T Muhammad Shandoya. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Maraknya isu peredaran uang palsu di Aceh belakangan ini kembali menuai sorotan. 

Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Aceh menilai fenomena tersebut tidak bisa dianggap remeh. 

Ketua Bidang PTKP Badko HMI Aceh, T Muhammad Shandoya, menegaskan bahwa uang palsu bukan sekadar gangguan kecil dalam lalu lintas transaksi, melainkan ancaman serius yang dapat menggerus kepercayaan masyarakat terhadap rupiah.

“Menurut kami, uang palsu ini bukan masalah sepele. Walaupun jumlahnya mungkin kecil, tapi bisa bikin orang ragu-ragu saat bertransaksi. Kalau kepercayaan masyarakat ke rupiah goyah, otomatis aktivitas ekonomi sehari-hari juga jadi terganggu,” ujarnya kepada media dialeksis.com, Jumat (19/9).

Shandoya menekankan, pihak yang paling rentan terkena dampak adalah pedagang kecil dan masyarakat menengah ke bawah. 

Mereka umumnya tidak memiliki pengetahuan atau perangkat untuk memastikan keaslian uang, sehingga risiko kerugian ditanggung langsung oleh mereka sendiri.

“Yang paling kena imbasnya yaitu pedagang kecil dan masyarakat bawah. Mereka jarang punya alat atau pengetahuan untuk cek keaslian uang. Begitu dapat uang palsu, rugi itu langsung ditanggung sendiri. Kerugian kecil-kecil ini kalau dibiarkan bisa menggerus usaha mereka dan bikin makin berat hidup sehari-hari,” tambahnya.

HMI Aceh mendesak Bank Indonesia (BI) serta pemerintah daerah agar mengambil langkah konkret untuk menekan peredaran uang palsu. 

Menurut Shandoya, edukasi publik harus lebih masif, tidak sekadar melalui media formal, melainkan dengan pendekatan langsung yang sederhana dan mudah dipahami masyarakat.

“Karena itu, kami dorong BI dan pemerintah untuk lebih gencar turun ke lapangan, kasih edukasi langsung ke masyarakat dengan cara yang sederhana. Penegakan hukum juga jangan kendor, biar orang takut untuk coba-coba edarkan uang palsu di Aceh,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa kepercayaan terhadap rupiah merupakan fondasi penting dalam menjaga stabilitas ekonomi. 

Jika dibiarkan, dampaknya bisa merembet lebih jauh, bukan hanya ke pasar tradisional, tetapi juga ke sektor perdagangan lain yang sangat bergantung pada transaksi tunai.

Menurutnya, peredaran uang palsu tidak bisa ditangani oleh aparat penegak hukum dan BI semata, melainkan perlu partisipasi aktif masyarakat untuk lebih waspada.

“Kalau semua pihak ambil bagian, dari masyarakat sampai aparat, insyaallah peredaran uang palsu bisa ditekan. Intinya jangan biarkan masalah ini dianggap kecil, karena dampaknya bisa sangat luas,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
bpka - maulid