Selasa, 06 Mei 2025
Beranda / Ekonomi / Indonesia Masuk 12 Besar Negara Manufaktur Dunia, Menperin: Bukti Strategi Hilirisasi Berhasil

Indonesia Masuk 12 Besar Negara Manufaktur Dunia, Menperin: Bukti Strategi Hilirisasi Berhasil

Selasa, 06 Mei 2025 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indri

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, pencapaian ini mencerminkan keberhasilan strategi industrialisasi nasional, khususnya hilirisasi sumber daya alam dan penguatan struktur industri dari hulu hingga hilir. [Foto: dok. Kemenperin]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Indonesia mencatat tonggak sejarah penting di sektor industri manufaktur. Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2023, Indonesia berhasil menempati posisi ke-12 dalam daftar negara dengan Manufacturing Value Added (MVA) tertinggi di dunia, mengungguli negara-negara ASEAN seperti Thailand dan Vietnam.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, pencapaian ini mencerminkan keberhasilan strategi industrialisasi nasional, khususnya hilirisasi sumber daya alam dan penguatan struktur industri dari hulu hingga hilir.

“Capaian ini adalah bukti nyata bahwa kebijakan hilirisasi dan penguatan daya saing industri memberikan hasil. Indonesia kini berada di posisi 12 besar dunia dalam sektor manufaktur,” ujar Menperin dalam keterangan resmi yang diterima pada Selasa (6/5/2025).

Menurut Agus, nilai tambah manufaktur Indonesia (MVA) tahun 2023 mencapai USD255,96 miliar, naik 36,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah industri manufaktur nasional.

“Kami mencatat tren MVA selalu meningkat sejak 2019, kecuali saat pandemi Covid-19. Tahun 2023 menjadi puncaknya sejauh ini,” jelasnya.

Dalam konteks regional, Indonesia unggul jauh dibandingkan Thailand (posisi ke-22 dengan MVA USD128 miliar) dan Vietnam (posisi ke-24, MVA USD102 miliar).

Lebih jauh, Agus menegaskan pentingnya dukungan kebijakan strategis untuk mempertahankan dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai industri global.

“Untuk terus memacu nilai tambah, kita butuh kebijakan yang pro-bisnis dan pro-investasi. Industri kita harus makin kompetitif secara global,” tambahnya.

Industri manufaktur menyumbang sekitar 18,67% dari PDB Indonesia, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi nasional. Produk hilir bernilai tambah tinggi seperti makanan-minuman, tekstil, logam, otomotif, dan elektronik disebut memiliki potensi ekspor yang besar.

“Kami terus dorong perlindungan pasar domestik agar tidak banjir produk impor. Itu bagian dari strategi kami untuk meningkatkan MVA dan memperkuat industri lokal,” tegas Menperin.

Agus juga menyinggung inisiatif pemerintah dalam mengakselerasi adopsi teknologi industri 4.0, membangun ekosistem industri hijau, dan mempersiapkan transisi menuju ekonomi rendah karbon.

“Dengan Making Indonesia 4.0 dan strategi berkelanjutan lainnya, kita optimis industri manufaktur akan menjadi penggerak utama ekonomi nasional ke depan,” tutupnya. [in]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
penghargaan mualem
diskes
hardiknas