Kadin Aceh Dukung Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
Direktur Eksekutif Kadin Aceh, Teuku Jailani. Foto: for Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Aceh - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh hadir dalam sesi Kelana Nusantara, program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang digelar di Le Rasa Cafe, Banda Aceh, Rabu (25/9/2024). Acara ini bertujuan memperkuat ekonomi kreatif berbasis budaya daerah.
Direktur Eksekutif Kadin Aceh, Teuku Jailani, mengatakan kepada Dialeksis.com, Kamis (26/9/2024) bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam mengembangkan potensi ekonomi kreatif di Aceh.
"Kami melihat ini sebagai peluang besar untuk memperkenalkan produk-produk unggulan Aceh ke pasar yang lebih luas," ujarnya kepada Dialeksis.com.
Jailani menyoroti keberhasilan Minyeuk Pret, brand parfum lokal yang telah menembus pasar internasional.
"Keberhasilan Minyeuk Pret di Paris, Macau, Timor Leste, dan Brazil membuktikan bahwa produk Aceh mampu bersaing di level global," tambahnya.
Menurut Jailani, kunci kesuksesan Minyeuk Pret terletak pada strategi pemasaran dan branding yang kuat.
"Mereka berhasil memadukan potensi alam Aceh, seperti minyak nilam, dengan unsur budaya lokal. Ini adalah contoh nyata bagaimana UMKM dapat mengangkat kearifan lokal ke panggung internasional," jelasnya.
Lebih lanjut, Jailani menekankan pentingnya dukungan pemerintah dan perbankan dalam mengembangkan UMKM kreatif.
"Kadin Aceh siap memfasilitasi dan mendukung pelaku UMKM untuk mengembangkan produk mereka, baik dari segi kualitas maupun pemasaran," tegasnya.
Ia juga mengapresiasi kehadiran berbagai pihak dalam acara tersebut, termasuk IWAPI Aceh, Disbudpar Aceh, Disbudpar Kota Banda Aceh, PT PEMA, DiskopUKM Aceh, serta pelaku UMKM kreatif dari Banda Aceh dan sekitarnya.
"Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga pendukung seperti Kadin adalah kunci untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi kreatif di Aceh," tutup Jailani.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi katalis bagi pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya di Aceh, sekaligus membuka peluang bagi produk-produk lokal untuk bersaing di pasar global. [arn]