Kemenperin: Kolaborasi Perkuat Industri Fesyen Muslim Kuasai Pasar Global
Font: Ukuran: - +

Gelaran Muslim Fashion Festival (Muffest) 2025 sukses dilaksanakan pada 20-23 Februari 2025 di Jakarta, dengan mengusung tema “Connecting in Style”. [Foto: dok. Kemenperin]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Perindustrian terus mendorong keterlibatan berbagai pihak untuk bersinergi dalam upaya mempercepat pengembangan industri fesyen muslim (modest fashion) di Indonesia. Apalagi, geliat sektor industri fesyen muslim di tanah air beberapa tahun terakhir ini semakin tumbuh seiring adanya peluang di tingkat nasional maupun global.
“Perkembangan industri modest fashion tidak lepas dari peran berbagai pihak. Untuk itu, kami mengajak seluruh stakeholder baik asosiasi, industri tekstil, pelaku usaha, desainer, akademisi, influencer, marketplace, hingga konsumen untuk dapat mewujudkan industri fesyen muslim yang berkelanjutan dan berdaya saing,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (25/2/2025).
Dirjen IKMA mengemukakan, pihaknya mengapresiasi beragam penyelenggaraan program dan kegiatan yang mendukung kemajuan sektor industri modest fashion di Indonesia, salah satunya melalui gelaran Muslim Fashion Festival (Muffest) 2025. Kegiatan ini sukses dilaksanakan pada 20-23 Februari 2025 di Jakarta, dengan mengusung tema “Connecting in Style”.
Reni menyampaikan, peluang perkembangan sektor industri pakaian muslim diperkirakan tumbuh pesat pada tahun mendatang, sejalan dengan berkembangnya pasar ekonomi Islam di dunia. Laporan State of Global Islamic Economy 2023-2024 yang dirilis oleh Lembaga DinarStandard menyebutkan bahwa pengeluaran konsumen muslim terhadap enam sektor komoditi dapat menembus USD3,1 triliun pada tahun 2027.
“Nilai belanja ini tumbuh 4,8 persen dalam kurun waktu lima tahun, jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang hanya mencapai USD2,29 triliun. Adapun enam komoditas sektor ekonomi Islam yang diperkirakan tumbuh pesat tersebut, yaitu makanan, fesyen, media dan rekreasi, travel, farmasi, serta kosmetik,” tuturnya.
Lebih lanjut, menurut Reni, sektor fesyen muslim menempati posisi kedua tertinggi. “Selain itu, konsumsi fesyen muslim di dunia juga diprediksi tumbuh, dan pada tahun 2027 diprediksi mencapai USD428 miliar,” sebutnya.
Adapun proyeksi konsumsi barang/jasa halal di Indonesia pada tahun 2025, diperkirakan mencapai USD330,5 miliar. Sementara untuk produk pakaian jadi menduduki posisi tertinggi kedua yang dikonsumsi di pasar syariah Indonesia.
“Dengan adanya peluang pasar dan perkembangan industri fesyen muslim saat ini, kita harus optimistis untuk memaksimalkan penguasaan pasar domestik maupun meningkatkan daya saing kita di pasar global. Kita bisa jajaki negara dengan konsumsi fesyen muslim terbesar seperti Iran, Turki, Arab Saudi, Pakistan dan Mesir sebagai negara tujuan ekspor yang potensial,” ungkap Reni.
Tak hanya itu, demi memperkuat kemampuan industri fesyen muslim dalam negeri agar mampu tembus pasar ekspor, Reni mengajak seluruh pelaku usaha fesyen muslim untuk mengembangkan produk yang dihasilkan, sehingga dapat bersaingdi pasar lokal maupun global serta dapat menjalin kerja sama dengan industri pakaian jadi di dalam negeri. Sebab, industri pakaian jadi di dalam negeri memiliki potensi besar dijadikan sebagai mitra produksi, termasuk sektor industri kecil dan menengah (IKM).
“Mengingat tenaga kerja industri pakaian jadi mencapai 2,7 juta pekerja dengan jumlah 569 ribu industri, yang menurut data Profil Industri Mikro dan Kecil 2022 dan Statistik Industri Manufaktur Indonesia tahun 2022, hal ini akan mendukung industri modest fashion lokal menjadi tuan di rumah sendiri,” imbuhnya.
Oleh karena itu, untuk pengembangan ekosistem industri modest fashion di Indonesia semakin solid, Kemenperin pun konsisten untuk terus menjalankan serangkaian program kegiatan, seperti peningkatan kompetensi SDM, pengembangan kualitas produk, fasilitasi sertifikasi halal, bantuan mesin dan peralatan, unit pendidikan dan balai program inkubasi fesyen, hingga penyediaan akses promosi dan pameran bagi para pelaku industri fesyen secara umum. [*]
Berita Populer

.jpg)