Ketua IKA-Tektro USK: Ketersediaan Listrik Penggerak Tumbuhnya Investasi
Font: Ukuran: - +
Ketua Ikatan Alumni Teknik Elektro dan Komputer (Ikatekto) Universitas Syiah Kuala Misbah, mengatakan ketersediaan listrik dapat menjadi penggerak untuk tumbuhnya investasi di berbagai bidang. hal itu disampaikan usai mengikuti Seminar Nasional Kelistrikan dalam rangka Hari Listrik Nasional ke-78 di Hermes Hotel Banda Aceh, Kamis (16/11/2023). [Foto: Humas]
DIALEKSIS.COM | Aceh - Ketua Ikatan Alumni Teknik Elektro dan Komputer (Ikatektro) Universitas Syiah Kuala Misbah, mengatakan ketersediaan listrik dapat menjadi penggerak untuk tumbuhnya investasi di berbagai bidang.
Selain itu dapat menarik investor dan pengusaha dari luar Aceh, menciptakan lapangan kerja baru, hingga memicu pembangunan ekonomi secara umum.
Menurutnya, kondisi kelistrikan di Aceh saat ini sudah mendukung untuk iklim investasi. Aceh saat ini memiliki total daya mampu pasok listrik sekitar 800 MegaWatt (MW) yang berasal dari sejumlah unit pembangkit kecil dan besar yang sudah beroperasi di wilayah Aceh.
Jika ditambahkan dengan PLTU Nagan Raya Unit 3 dan 4, maka total daya mampu listrik di Aceh nantinya akan mencapai 1023,1 MW. Pasokan daya listrik di Aceh saat ini telah berlebih atau surplus.
"Akan sangat aneh jika Aceh masih dianggap belum layak bagi dunia usaha, sedangkan energi yang tersedia lebih dari cukup dan potensi energi termasuk energi baru terbarukan yang belum dieksplor tersedia sangat besar. Bahkan menurut data salah satu panelis mencapai 10 kali lipat dari kebutuhan energi daerah," sebutnya usai mengikuti Seminar Nasional Kelistrikan dalam rangka Hari Listrik Nasional ke-78 di Hermes Hotel Banda Aceh, Kamis (16/11/2023).
Menurut Misbah, listrik merupakan salah satu faktor utama pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan sosial.
Selain itu, listrik juga ikut mendorong sektor lain seperti kesehatan, pendidikan, perdagangan, dan industri, serta investasi lainnya di berbagai bidang.
"Dari seminar ini Ikatektro mengharapkan agar para pengusaha, pemerintah dan PLN dapat bersinergi dalam memperkuat perekonomian Aceh kedepannya," sebutnya.
Para panelis, lanjut Misbah, menyebutkan bahwa ketersediaan sumber energi listrik di Aceh tidak lagi menjadi hambatan bagi investasi. Saat ini, Aceh mencatat surplus listrik sekitar 60 hingga 100 megawatt (MW).
"Sayangnya, jumlah itu tidak bisa diserap secara optimal karena minimnya industri sehingga kelebihan daya tersebut terpaksa dialihkan ke Sumatera Utara yang memiliki banyak industri," pungkasnya. [*]