kip lhok
Beranda / Ekonomi / Khairul Amal Dorong Revitalisasi Peunayong sebagai Pusat Ekonomi Kreatif

Khairul Amal Dorong Revitalisasi Peunayong sebagai Pusat Ekonomi Kreatif

Sabtu, 23 November 2024 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Diskusi publik bertajuk Desak Paslon Wali Kota Bersama Warga Kota Banda Aceh yang berlangsung di Warkop KAI pada Jumat (22/11/2024). [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Calon Wakil Wali Kota Banda Aceh, Khairul Amal, menegaskan bahwa Banda Aceh adalah kota paling nyaman untuk dihuni. 

Namun, ia juga menggarisbawahi pentingnya perhatian terhadap isu-isu yang rentan, khususnya perlindungan terhadap anak dan kelompok minoritas di kota ini.

Hal ini disampaikan dalam diskusi publik bertajuk Desak Paslon Wali Kota Bersama Warga Kota Banda Aceh yang berlangsung di Warkop KAI pada Jumat (22/11/2024) yang dihadiri oleh media dialeksis.com. 

“Banda Aceh adalah kota yang nyaman, tetapi kenyamanan ini harus bisa dirasakan oleh semua kalangan, termasuk anak-anak dan kelompok minoritas. Hak hidup dan hak keseimbangan harus menjadi prioritas, karena kota ini adalah milik kita semua,” ungkapnya.

Dalam diskusi tersebut, Khairul Amal juga memperkenalkan salah satu program unggulannya, yakni Festival Peunayong, yang dirancang sebagai strategi komprehensif untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif sekaligus mempromosikan budaya Aceh di tingkat nasional dan internasional.

"Festival Peunayong akan menjadi event tahunan yang bertujuan menghidupkan kembali kawasan ini sebagai pusat seni dan ekonomi kreatif. Melalui festival ini, kami ingin menciptakan ruang inklusif untuk semua komunitas, memberikan peluang kerja baru, dan menarik wisatawan," ujarnya.

Festival ini akan menampilkan beragam kegiatan, seperti bazar kuliner khas Aceh, lokakarya seni, dan penampilan musisi lokal. Kawasan Peunayong dipilih karena sejarah panjangnya sebagai pusat perdagangan dan budaya Banda Aceh.

"Peunayong memiliki sejarah yang kuat sebagai simbol aktivitas masyarakat Banda Aceh. Dengan Festival Peunayong, kita merevitalisasi kawasan ini agar tetap relevan sebagai pusat budaya dan ekonomi, sekaligus menjadikannya lebih inklusif untuk semua komunitas," tambahnya.

Khairul Amal menyoroti pentingnya keseimbangan dalam pembangunan kota. Ia menekankan bahwa Banda Aceh harus menjadi tempat di mana semua komunitas, tanpa terkecuali, dapat merasa diterima dan diberdayakan.

"Ini kota kita, tempat kita lahir dan tumbuh. Kita semua, baik komunitas besar maupun kecil, memiliki hak yang sama untuk hidup dan berkembang di kota ini. Kita harus menciptakan kerangka kerja bersama untuk membangun kota ini dengan tangan kita sendiri," pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda