Sabtu, 14 Juni 2025
Beranda / Ekonomi / Kredit Sektor Perikanan Tembus Rp1,85 Triliun, Jangkau 77.256 Debitur

Kredit Sektor Perikanan Tembus Rp1,85 Triliun, Jangkau 77.256 Debitur

Rabu, 11 Juni 2025 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Ilustrasi. Kementerian Kelautan dan Perikanan  mencatat realisasi Kredit Program di sektor kelautan dan perikanan pada triwulan I 2025 mencapai Rp1,85 triliun, menjangkau 77.256 debitur. [Foto: dok. KKP]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat realisasi Kredit Program di sektor kelautan dan perikanan pada triwulan I 2025 mencapai Rp1,85 triliun, menjangkau 77.256 debitur. Kredit ini sebagian besar diserap oleh pelaku usaha budidaya, penangkapan ikan, dan perdagangan hasil perikanan.

“Ini menunjukkan bahwa usaha budidaya, penangkapan, dan perdagangan hasil perikanan masih menjadi tulang punggung ekonomi sektor kelautan dan perikanan,” ujar Tornanda Syaifullah, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, dalam keterangan resmi pada Rabu (11/6/2025).

Secara rinci, Kredit Usaha Rakyat (KUR) menyumbang Rp1,59 triliun untuk 32.337 debitur, sedangkan Kredit Ultra Mikro (UMi) mencapai Rp256,61 miliar untuk 44.919 debitur.

Adapun penyaluran terbesar berasal dari Usaha budidaya sebesar 32,86%; Penangkapan ikan 30,35%; Perdagangan hasil perikanan 22,67%; dan disusul jasa perikanan, pengolahan, dan pergaraman.

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, jumlah debitur naik 13,46%, tapi total nilai kredit justru mengalami perlambatan 7,85%.

“Kita melihat ini sebagai momentum untuk memperkuat literasi keuangan dan membangun ekosistem pembiayaan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” tambah Tornanda.

Tornanda juga menyoroti bahwa kontribusi sektor kelautan dan perikanan masih baru 2,29% dari total KUR nasional. Ia menilai angka ini menunjukkan adanya peluang besar yang belum tergarap maksimal.

“Masih banyak ruang yang bisa dimanfaatkan untuk memperluas akses pembiayaan pelaku usaha perikanan,” ujarnya.

Sementara dari sisi penyalur, BRI menjadi pemain utama dengan kucuran Rp1,17 triliun kepada 28.397 debitur. Bank lain yang turut berperan besar antara lain Bank Syariah Indonesia (BSI) sebesar Rp427 miliar; Bank Mandiri Rp183,59 miliar; dan BNI Rp46,89 miliar

Untuk kredit ultra mikro, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mendominasi dengan Rp248 miliar kepada 45.196 debitur, disusul oleh Pegadaian dan Pusat Investasi Pemerintah (PIP).

KKP juga tengah mengintegrasikan data pelaku usaha melalui sistem KUSUKA ke dalam Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) milik Kementerian Keuangan, sesuai amanat Permen KP No. 46/2023.

“Kita ingin memastikan kredit benar-benar menyasar pelaku usaha yang sesuai sektor prioritas, seperti pembudidayaan, penangkapan, hingga wisata bahari,” jelas Tornanda.

Sebagai bagian dari pemberdayaan, KKP telah menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) bertajuk “Analisa Kelayakan Usahamu, Perkuat Daya Saingmu!” yang diikuti lebih dari 500 peserta secara daring.

“Bimtek ini bukan hanya transfer pengetahuan, tapi investasi jangka panjang. Kita ingin pelaku usaha yang profesional, mandiri, dan siap masuk sistem keuangan nasional,” pungkasnya. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI