Jum`at, 03 Oktober 2025
Beranda / Ekonomi / Listrik Padam Berhari-hari, Usaha Ikan Hias Adi Ikan Aceh Utara Rugi dan Terancam

Listrik Padam Berhari-hari, Usaha Ikan Hias Adi Ikan Aceh Utara Rugi dan Terancam

Kamis, 02 Oktober 2025 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Adi Ikan, pemilik usaha Ikan Hias Aceh Utara sedang memantau kondisi beberapa kolam ikan. Banyak ikannya mati akibat dampak pemadaman listrik berhari-hari oleh PLN Aceh. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Lhoksukon Pemadaman listrik yang melanda Aceh sejak Senin sore (29/9/2025) membawa pukulan telak bagi berbagai sektor usaha.

Tidak hanya pelaku industri dan UMKM, bahkan sektor peternakan ikan hias pun ikut merasakan dampak paling pahit.

Salah satu yang mengalami kerugian besar yakni Musliadi Abdullah, pria yang akrab disapa Adi Ikan, pemilik usaha Ikan Hias Aceh Utara yang berlokasi di Lancang Barat, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.

Menurut Adi, sejak listrik padam selama dua hari, ikan hias yang dipeliharanya mati mendadak akibat tidak ada pasokan oksigen dari aerator. Suhu air di dalam kolam dan akuarium pun meningkat drastis, membuat kondisi ikan semakin kritis.

“Banyak ikan yang mati karena nggak ada oksigen. Air jadi panas, jadi ikan-ikan itu nggak tahan. Dalam hitungan jam saja sudah banyak yang terapung,” ujar Adi saat ditemui di lokasi usahanya oleh media dialeksis.com, Kamis (2/10/2025).

Adi menjelaskan, usaha ikan hias sangat bergantung pada listrik untuk menghidupkan pompa, sirkulasi air, dan aerator sebagai sumber oksigen bagi ikan. Tanpa aliran listrik, semua sistem itu lumpuh.

“Kalau mati lampu sebentar mungkin masih bisa kita akali, tapi kalau sampai berhari-hari, itu benar-benar bencana bagi peternak ikan hias seperti saya,” ungkapnya.

Ia menambahkan, jenis-jenis ikan hias seperti Moli Balon, Gupi, hingga ikan Koi yang biasa jadi andalan penjualannya, termasuk yang paling banyak mati akibat suhu air naik.

“Moli Balon dan Ikan Koi itu sekarang lagi banyak peminatnya, tapi justru ikan-ikan itu yang paling rentan mati kalau oksigen habis,” kata Adi.

Usaha Ikan Iyas Aceh Utara yang ia jalankan sejak 2013 itu selama ini tumbuh mandiri tanpa bantuan pemerintah. Adi merawat lebih dari lima lahan kolam ikan di beberapa titik. Semua dibangun dengan jerih payahnya sendiri.

Kini, pemadaman listrik berhari-hari membuat kerja keras bertahun-tahun seakan sia-sia. “Kalau dihitung kerugian, ya besar. Banyak ikan mati. Padahal itu hasil dari kerja tiap hari merawat sejak kecil,” katanya.

Meski terpukul, Adi berusaha tetap tegar. Ia berharap ada solusi nyata untuk krisis listrik yang kerap terjadi di Aceh, agar usaha kecil seperti miliknya tidak kembali jadi korban

Adi menegaskan, sektor usaha ikan hias sebenarnya memiliki potensi besar di Aceh. Dengan pasokan listrik yang stabil, peluang pasar bisa terus berkembang. Namun, jika kondisi pemadaman berlarut-larut, maka para pelaku usaha akan semakin sulit bertahan.

"Kami ini pelaku usaha kecil. Kalau listrik padam sampai berhari-hari, habislah semua. Semoga PLN bisa cepat atasi masalah ini. Kasihan, banyak pelaku usaha lain juga yang hancur karena mati lampu,” pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
bpka - maulid