Senin, 24 Maret 2025
Beranda / Ekonomi / Moody's: Ekonomi Indonesia Resilien

Moody's: Ekonomi Indonesia Resilien

Jum`at, 21 Maret 2025 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Lembaga pemeringkat internasional Moody's Investor Service. [Foto: EPA]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Lembaga pemeringkat internasional Moody's Investor Service kembali menegaskan sovereign credit rating (SCR) Indonesia pada level Baa2 dengan outlook stabil. Penilaian ini mencerminkan resiliensi ekonomi Indonesia di tengah gejolak global, didukung pertumbuhan ekonomi yang stabil, kredibilitas kebijakan moneter-fiskal, serta keunggulan sumber daya alam dan bonus demografis.

Dalam laporan terbarunya, Moody's menyebut permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga dan investasi, akan menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025–2026. 

"Kebijakan pemerintah untuk mendorong daya saing sektor manufaktur dan hilirisasi komoditas juga berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan yang lebih berkelanjutan," tulis analis Moody's.

Moody's juga menekankan potensi peningkatan SCR Indonesia jika pemerintah berhasil meningkatkan pendapatan negara, fleksibilitas fiskal, serta memperdalam pasar keuangan. 

"Penguatan fundamental ekonomi dan stabilitas makroekonomi menjadi kunci bagi ruang peningkatan peringkat ke depan," tambah laporan tersebut.

Respons Bank Indonesia: Komitmen Jaga Stabilitas dan Sinergi Kebijakan

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyambut positif penilaian Moody's. Menurutnya, hal ini mencerminkan kepercayaan pasar global terhadap ketahanan ekonomi Indonesia. "Kepercayaan Moody's menjadi indikator positif bahwa fundamental ekonomi kita solid, bahkan di tengah ketidakpastian global yang tinggi," ujar Perry, Jumat (21/3/2025).

Ia menegaskan, BI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memastikan stabilitas makroekonomi. "Kami fokus pada stabilisasi nilai tukar Rupiah, memperkuat pembiayaan ekonomi melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM), serta mendukung transformasi digital dan hilirisasi sektor strategis," jelas Perry.

Sinergi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga diperkuat untuk menjaga stabilitas sektor keuangan. "Koordinasi ini sejalan dengan program Asta Cita pemerintah untuk mendorong pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan," tambahnya. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

Berita Terkait
    riset-JSI
    dishub