Rabu, 24 September 2025
Beranda / Ekonomi / Mualem Angkat Abu Salam sebagai Penasehat Bidang Investasi dan Hubungan Luar Negeri

Mualem Angkat Abu Salam sebagai Penasehat Bidang Investasi dan Hubungan Luar Negeri

Rabu, 24 September 2025 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Mualem Angkat Abu Salam sebagai Penasehat Bidang Investasi dan Hubungan Luar Negeri. Foto: for Dialeksis 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem, resmi menunjuk T Emi Syamsyumi (Abu Salam) sebagai Penasehat Gubernur Aceh bidang Investasi dan Hubungan Luar Negeri. 

Penunjukan ini tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Aceh Nomor 800.1/1117/2025.

Dengan mandat tersebut, Abu Salam diberi tugas khusus untuk memperkuat kemitraan strategis, membangun jejaring global, dan menghadirkan investasi berkelanjutan di Aceh. 

Ruang lingkup tanggung jawabnya meliputi tiga sektor utama: penguatan kolaborasi keuangan syariah, fasilitasi investasi sektor riil dan infrastruktur, serta inovasi tata kelola layanan publik.

Langkah pertama Abu Salam adalah memfasilitasi kerja sama Bank Aceh Syariah dengan ActionPay (PT Asia Pelangi Remiten). Kerja sama ini diarahkan pada pengembangan sistem pembayaran lintas negara berbasis teknologi keuangan digital. 

Targetnya jelas: memperluas inklusivitas keuangan syariah sekaligus membuka akses pasar luar negeri bagi UMKM Aceh.

Abu Salam juga ditugaskan untuk menjembatani investasi internasional. Lewat jejaring diaspora Aceh di bidang energi, properti, dan logistik, ia akan mendorong penjajakan nota kesepahaman (MoU) antara calon investor dan BUMD Aceh.

Di sektor riil, Abu Salam diproyeksikan mengawal masuknya investasi di bidang tambang emas, batubara, galena, hingga tembaga, serta menyusun proposal pendirian pabrik woodchip dan wood pellet sebagai solusi energi biomassa dari limbah kayu Aceh.

Dalam konteks strategis, Abu Salam mendapat mandat untuk menginisiasi kerja sama dengan perusahaan migas independen dari Malaysia, Singapura, dan Australia, serta membuka pintu dialog dengan raksasa energi seperti Petronas, Petrochina, dan Sinaco. 

Fokusnya adalah pengelolaan blok marginal, LNG skala kecil, hingga koordinasi intensif dengan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).

Tak kalah penting, Abu Salam juga akan mengawal pengelolaan limbah B3 di Provinsi Aceh, termasuk limbah industri dan medis. 

Rencana jangka panjangnya adalah pendirian hazardous waste facility berskala provinsi sebagai solusi ramah lingkungan dan berstandar internasional.

Penunjukan Abu Salam turut diperkuat dengan pernyataan Juru Bicara KPA Luwa Nanggroe, Umar Hakim Ilhami, yang menilai keputusan Mualem memiliki dasar politik dan hukum yang kuat.

“Penugasan Abu Salam bukan sekadar simbolik, tetapi bagian dari strategi jangka panjang untuk memanfaatkan latar kekhususan Aceh dalam membangun kemandirian ekonomi. Posisi ini memberi ruang lebih besar bagi Aceh untuk menegosiasikan kepentingan investasi dengan payung hukum yang jelas,” tegas Umar Hakim.

Ia menambahkan, dengan latar belakang Abu Salam sebagai Ketua KPA Luwa Nanggroe yang dekat dengan struktur sosial masyarakat, peranannya diyakini dapat menghubungkan kepentingan rakyat, pemerintah, dan investor.

Dengan kehadiran Abu Salam, Gubernur Mualem berharap arah pembangunan Aceh semakin fokus pada penguatan investasi syariah, optimalisasi sumber daya alam, dan pembukaan akses global bagi UMKM lokal. 

Langkah ini dipandang sebagai momentum baru untuk menjadikan Aceh sebagai destinasi investasi yang berdaya saing, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
bpka - maulid