DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah menggandeng pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk terlibat aktif dalam Program 3 Juta Rumah sebagai bentuk nyata pemerataan pembangunan dan ekonomi kerakyatan.
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Temmy Satya Permana menegaskan bahwa UMKM memiliki peran strategis dalam mendukung ekosistem pembangunan perumahan nasional.
"Kementerian UMKM mendorong agar peran UMKM difokuskan pada sisi supply, yaitu mempersiapkan dan mendorong seoptimal mungkin pelaksanaan Program 3 Juta Rumah," ujar Temmy dalam pernyataan resmi yang diterima pada Sabtu (16/8/2025).
Menurut Temmy, UMKM akan terlibat dalam berbagai aspek, mulai dari penyedia jasa konstruksi seperti kontraktor kecil, tukang bangunan, hingga penyedia bahan bangunan dan jasa pasca-hunian.
"Kami melihat potensi besar dari UMKM, baik sebagai pengembang kecil, aplikator rumah pracetak seperti RISHA dan RUSPIN, maupun supplier material seperti bata, semen, hingga instalasi listrik," imbuhnya.
Siapkan Skema KUR Khusus
Guna mendukung peran tersebut, pemerintah juga menyiapkan skema pembiayaan khusus melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan. Skema ini ditujukan untuk membantu UMKM menambah permodalan dalam pengerjaan proyek perumahan.
"Insentif yang disiapkan berupa bunga ringan sebesar 6 persen dan plafon mencapai Rp500 juta. Ini akan sangat membantu UMKM ekosistem perumahan dalam memperkuat kapasitas mereka," jelas Temmy.
Kementerian juga akan memberikan pendampingan intensif agar UMKM benar-benar mampu memanfaatkan fasilitas KUR tersebut.
104 Ribu UMKM Siap Terlibat
Berdasarkan data Sistem Informasi Data Tunggal (SIDT) per Agustus 2025, terdapat sekitar 104 ribu UMKM yang berpotensi terlibat dalam Program 3 Juta Rumah. Sebanyak 35 ribu di antaranya bergerak di bidang konstruksi dan 69 ribu lainnya merupakan supplier material bangunan.
"Kalau kita berhasil mendorong kapasitas 104 ribu UMKM ini, dampaknya akan sangat besar, tidak hanya bagi sektor perumahan, tetapi juga terhadap ekonomi kerakyatan secara keseluruhan," kata Temmy optimistis.
Komitmen Pemerataan Ekonomi
Program 3 Juta Rumah sendiri merupakan bagian dari penjabaran Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pembangunan dari desa dan pemerataan ekonomi.
"Ini bukan hanya soal rumah, tapi bagaimana rakyat bisa merasakan kemerdekaan yang sejati, termasuk merdeka dari ketimpangan ekonomi," ujar Temmy.
Melalui kolaborasi antara pemerintah dan UMKM, pembangunan perumahan nasional diharapkan tidak hanya memperluas akses hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), tetapi juga menjadi penggerak utama ekonomi berbasis kerakyatan di seluruh wilayah Indonesia. [in]