Pertumbuhan Nonmigas 4,75 Persen, Kadin Aceh Dorong Inovasi
Font: Ukuran: - +
Reporter : Ratnalia
Ketua Kadin Provinsi Aceh, Muhammad Iqbal alias Iqbal Piyeung. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang, melalui keterangan resmi pada Kamis (6/2/2025) mengungkapkan bahwa sektor industri pengolahan nonmigas mencatat pertumbuhan sebesar 4,75 persen sepanjang tahun 2024.
Angka tersebut menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan 4,69 persen yang diraih pada tahun 2023. Sektor manufaktur terus menunjukkan konsistensinya sebagai penyumbang utama bagi kinerja Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, sementara ekonomi nasional tumbuh sebesar 5,03 persen pada tahun lalu.
Dalam penjelasannya, Menteri Perindustrian menambahkan bahwa pada triwulan IV 2024, industri pengolahan nonmigas mencatat pertumbuhan 4,89 persen, naik dibandingkan capaian triwulan III 2024 sebesar 4,84 persen dan 4,49 persen pada periode yang sama tahun 2023.
“Selama ini sektor industri manufaktur terbukti berperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan-kebijakan strategis yang dapat mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, daya saing, dan keberlanjutan sektor manufaktur,” ujarnya.
Menyikapi pernyataan tersebut, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Aceh, Muhammad Iqbal alias Iqbal Piyeung, memberikan tanggapan yang solutif.
Dalam keterangannya kepada Dialeksis.com, Jumat (7/2/2025), Iqbal Piyeung menyatakan, “Kami menyambut baik capaian pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas sebagai bukti kemajuan nyata industri manufaktur. Namun, kami juga melihat adanya peluang besar untuk meningkatkan kinerja melalui sinergi antara pemerintah dan pelaku industri.”
“Penerapan teknologi digital dan inovasi dalam proses produksi perlu digalakkan guna meningkatkan efisiensi dan daya saing produk lokal. Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan vokasi merupakan kunci untuk mendukung transformasi industri yang berkelanjutan,” ujarnya.
“Kami mengusulkan agar pemerintah pusat dan daerah bersama-sama menyusun roadmap pengembangan industri yang komprehensif, sehingga setiap kebijakan yang dicanangkan mampu mengoptimalkan potensi sektor manufaktur, khususnya di bidang pengolahan nonmigas,” jelasnya lagi.
Iqbal Piyeung menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan infrastruktur digital sebagai langkah strategis dalam menghadapi persaingan global.
“Dengan meningkatkan sinergi antara lembaga pemerintah, asosiasi industri, dan dunia pendidikan, kita dapat menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi serta efisiensi operasional. Langkah-langkah ini diharapkan tidak hanya memperkuat posisi industri pengolahan nonmigas di pasar domestik, tetapi juga membuka peluang ekspor yang lebih luas,” pungkasnya. [ra]
- Jadi Tulang Punggung Ekonomi Nasional, Kinerja Industri Manufaktur Terus Mendaki
- SieBreuh: Inovasi Juanda Djamal Bangun Ketahanan Pangan di Aceh Besar
- Bisnis Doorsmeer Menjamur di Banda Aceh, TAF Haikal: Belum Ada Asosiasi yang Mewadahi
- Jubir Kemenperin: Nilai Investasi Pabrik AirTag Apple Belum Tentu Capai USD1 Miliar