Prodi EKI FEB USK Gelar Seminar Internasional, Bahas Perkembangan Ekonomi Islam Global
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Prodi Ekonomi Islam Universitas Syiah Kuala (USK) bekerjasama dengan International Business and Economics Program (IBEP) mengadakan Webinar Internasional bertemakan “The Global Islamic Economy and The Vision For Indonesia”.
Seminar internasional ini berlangsung pada Selasa (29 Agustus 2023) secara daring. Dengan menghadirkan narasumber dari luar yakni Rafiuddin Shikoh selaku Director and Managing Partner Dinard Standard.
Kegiatan ini terbuka untuk umum yang diikuti sebanyak 212 peserta dari kalangan mahasiswa, akademisi dan praktisi ekonomi Islam turut bergabung. Mereka diberi kesempatan untuk berdiskusi secara langsung kepada narasumber. Bahkan, peserta dari luar daerah Aceh dan luar negeri seperti India juga ikut bergabung.
Webinar tersebut dipandu langsung oleh Talbani Farlian, SE.MA.AWP sebagai Head of International Economics and Developments Program, Faculty of Economics and business, Syiah Kuala University.
Dalam pemaparannya, Rafi menjelaskan bahwa perkembangan Ekonomi Islam secara global menunjukkan peningkatan yang signifikan.
“Pada dasarnya ekonomi Islam dapat disaksikan pada meningkatnya konsumsi semua sektor halal di dunia,” ucapnya kepada Dialeksis.COM, Selasa (29/8/2023).
Rafi menyebutkan, sebesar 2 T US Dolar perbelanjaan konsumen 1,9 miliar muslim dilakukan pada enam sektor ekonomi. Pertumbuhan yang pesat ini terutama terjadi pada sektor Islamic Finance (7,9 persen) dan halal food (7,1 persen), selain sektor travel, kosmetik, farmasi, media dan rekreasi.
Sambungnya, konsumsi oleh masyarakat muslim mayoritas terjadi pada negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) seperti Indonesia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Turki.
Menurut Rafi, terdapat beberapa faktor penyebab meningkatnya permintaan pada pasar ekonomi Halal, diantaranya meningkatnya kesadaran penduduk muslim untuk memilih produk barang dan jasa yang halal, meningkatnya penduduk muslim usia muda, dan konektifitas digital dalam perdagangan (e-commerce).
Usai menyampaikan materi, salah satu mahasiswa bertanya tentang penerapan sistem keuangan syariah di Aceh, Rafi menyatakan bahwa Aceh dapat menjadi model penerapan ekonomi syariah, dan ini dapat menjadi contoh yang baik bagi Indonesia secara umum. Untuk itu, mudah-mudahan indikator sosial-ekonomi di Aceh menunjukkan hasil yang baik.
Selanjutnya, saat ditanya bagaimana agar produk kosmetik halal Indonesia dapat diterima secara global?
Rafi menjawab, bahwa ada standar yang harus dipenuhi untuk dapat menembus pasar global, diantaranya memiliki quality control yang baik.
Di akhir penjelasan, Rafi menyampaikan Indonesia dan khususnya Aceh dengan populasi muslim yang besar dan memiliki tingkat religiusitas yang baik, harus dapat mengambil peran penting dalam peningkatan industri halal secara global, tidak hanya sebagai konsumen, namun lebih penting menjadi produsen dan contoh bagi negara-negara lainnya di dunia.
- Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia Silaturrahmi ke BI, Ini Tujuannya
- Jalin Kerjasama, MyEdu Group Malaysia Kunjungi USK
- Menuju World Class University, Dua Dosen FEB USK Kunjungi Universitas Thaksin Thailand
- Tingkatkan Kemampuan Menulis Karya Ilmiah, Prodi Doktor Ilmu Manajemen USK Hadirkan Pembicara dari Amerika Serikat