Senin, 26 Mei 2025
Beranda / Ekonomi / Produksi Nanas Tembus 3,15 Juta Ton, Serat Daun Jadi Ladang Cuan Baru

Produksi Nanas Tembus 3,15 Juta Ton, Serat Daun Jadi Ladang Cuan Baru

Minggu, 25 Mei 2025 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indri

Kepala BSKJI Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi, menyebut serat daun nanas atau leaf fiber kini banyak diburu berbagai sektor industri karena karakternya yang kuat, ringan, dan ramah lingkungan. [Foto: dok. Kemenperin]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Indonesia menempati posisi puncak sebagai produsen nanas terbesar dunia pada 2024 dengan total produksi mencapai 3,15 juta ton. Tak hanya buahnya yang menjanjikan nilai ekonomi, limbah daun nanas kini mulai dilirik sebagai sumber cuan baru lewat pengolahan menjadi serat daun bernilai tinggi.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi, menyebut serat daun nanas atau leaf fiber kini banyak diburu berbagai sektor industri karena karakternya yang kuat, ringan, dan ramah lingkungan.

Serat daun banyak diminati, baik untuk industri fesyen maupun non-tekstil. Ini peluang besar karena bahan bakunya berasal dari limbah perkebunan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima pada Minggu (25/5/2025).

Menurut Andi, potensi pasar global untuk kain serat daun bernilai sekitar USD 1,2 miliar pada 2023, dan diprediksi melonjak jadi USD 2,8 miliar pada 2032. Lonjakan permintaan ini didorong oleh tren global terhadap produk-produk berkelanjutan dan eco-friendly.

Limbah Bernilai Ekonomi Tinggi

Alih-alih dibakar, daun nanas sisa panen kini bisa diolah menjadi produk turunan yang punya nilai jual tinggi. Selain mengurangi polusi, praktik ini juga membuka peluang lapangan kerja baru berbasis ekonomi hijau.

“Ini bukan hanya solusi lingkungan, tapi juga ekonomi. Kita bisa ciptakan green jobs di daerah-daerah penghasil nanas,” kata Andi.

Serat daun nanas memiliki keunggulan: teksturnya lembut seperti sutra, kuat, tahan lama, dan tampilannya menarik. Karakter ini menjadikannya cocok digunakan untuk pakaian, aksesoris, hingga bahan interior otomotif.

Dukung Hilirisasi dan Industri Daerah

Langkah konkret pun mulai diambil. Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BBSPJI) Tekstil Bandung, unit kerja Kemenperin, menggandeng Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Provinsi Kalimantan Timur untuk membina petani lokal mengolah serat nanas.

“Sebanyak 14 petani dari Kaltim sudah mengikuti pelatihan teknis pengolahan serat di fasilitas kami,” ujar Kepala BBSPJI Tekstil, Cahyadi.

Program ini tak hanya mengenalkan teknologi pengolahan serat, tapi juga mendorong peningkatan nilai tambah dan hilirisasi industri berbasis bahan baku lokal. Menurut Cahyadi, tantangan ke depan adalah membangun rantai nilai (value chain) dari hulu ke hilir.

“Perlu pemahaman pasar, standar mutu, dan inovasi berkelanjutan agar produk serat nanas bisa kompetitif di pasar domestik maupun ekspor,” pungkasnya. [in]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
hardiknas