DIALEKSIS.COM | Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali melemah di tengah dinamika pasar keuangan global dan domestik. Pada Jumat (19/9/2025) pagi, rupiah dibuka di level Rp16.550 per dolar AS, melemah dibanding penutupan Kamis sore sebelumnya di Rp16.500 per dolar AS.
Seiring dengan itu, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun tercatat naik tipis ke level 6,29% dari sebelumnya 6,27%. Sementara itu, indeks dolar (DXY) melemah ke posisi 97,35, namun yield obligasi pemerintah AS (US Treasury Note) 10 tahun justru naik ke 4,104%.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah dan indikator pasar keuangan domestik dipengaruhi oleh dinamika global serta sentimen investor.
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," ujar Ramdan dalam keterangan resminya.
Asing Jual Neto Besar di SBN dan SRBI
Pada periode 15-18 September 2025, investor nonresiden tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp8,12 triliun. Rinciannya, net sell sebesar Rp5,49 triliun di pasar SBN dan Rp2,79 triliun di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Di sisi lain, pasar saham mencatatkan beli neto sebesar Rp0,16 triliun.
Tekanan terhadap pasar keuangan juga tercermin dari meningkatnya premi risiko investasi. Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun naik menjadi 70,17 basis poin (bps) per 18 September 2025, dari posisi 67,72 bps pada 12 September 2025.
Jika ditarik sepanjang tahun berjalan (year-to-date) hingga 18 September 2025, investor asing masih mencatatkan jual neto sebesar Rp59,73 triliun di pasar saham dan Rp119,62 triliun di SRBI. Namun, pasar SBN masih menjadi daya tarik dengan total beli neto asing sebesar Rp41,82 triliun.
Bank Indonesia menegaskan akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas makroekonomi serta mendukung pemulihan ekonomi nasional. [ra]