DIALEKSIS.COM | Jakarta - Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar AS pada Jumat pagi (16/5/2025). Rupiah berada di level Rp16.450 per dolar AS, menguat dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.510 per dolar AS.
Penguatan rupiah terjadi di tengah kondisi pasar global yang masih fluktuatif. Indeks dolar AS (DXY) tercatat menguat ke level 100,88, sementara imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS atau US Treasury tenor 10 tahun naik ke 4,432 persen.
Meski begitu, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia tenor 10 tahun justru menurun ke 6,87 persen, dari sebelumnya 6,90 persen.
Dana Asing Masuk Rp 4,14 Triliun
Bank Indonesia (BI) melaporkan, selama periode 14-15 Mei 2025, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp4,14 triliun. Dana tersebut mengalir terutama ke pasar saham dan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"Investor asing mulai kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia. Ini menunjukkan kepercayaan mereka terhadap stabilitas ekonomi kita yang tetap terjaga," kata Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, dalam pernyataan tertulis, Jumat (16/5/2025).
Dari total dana asing yang masuk, Rp4,52 triliun mengalir ke pasar saham, dan Rp1,14 triliun ke SRBI. Namun, di pasar obligasi negara (SBN), masih tercatat penjualan bersih senilai Rp1,52 triliun.
Selain itu, risiko investasi di Indonesia juga menurun. Hal ini terlihat dari premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun yang turun ke 83,34 basis poin per 15 Mei 2025, dari sebelumnya 88,93 basis poin pada 9 Mei 2025.
Sepanjang Tahun Masih Ada Tekanan
Meski dalam dua hari terakhir modal asing tercatat masuk, secara keseluruhan sejak awal tahun 2025 (year-to-date), pasar keuangan Indonesia masih mencatatkan arus keluar dana asing.
Hingga 15 Mei 2025, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih di pasar saham sebesar Rp52,53 triliun, penjualan bersih di SRBI sebesar Rp20,54 triliun, dan pembelian bersih di pasar SBN sebesar Rp29,10 triliun. [in]