Sabtu, 21 Juni 2025
Beranda / Ekonomi / Rupiah Menguat, Yield SBN Naik, Modal Asing Masih Hengkang

Rupiah Menguat, Yield SBN Naik, Modal Asing Masih Hengkang

Sabtu, 21 Juni 2025 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia
Ilustrasi. Indikator stabilitas nilai rupiah. [Foto: dok. BI]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Jumat pagi (20/6/2025). Meski demikian, tekanan eksternal masih membayangi seiring naiknya premi risiko Indonesia dan dominasi jual neto oleh investor asing di pasar keuangan domestik.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, rupiah dibuka pada level Rp16.355 per dolar AS pada Jumat pagi, menguat dari penutupan Kamis (19/6/2025) di level Rp16.390 per dolar AS. Sementara itu, yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun tercatat naik ke 6,75%.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," ujar Direktur Departemen Komunikasi BI, Bambang Pramono, dalam keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu (21/6/2025).

Dari sisi global, indeks dolar (DXY) menguat ke level 98,91, mencerminkan apresiasi dolar terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Adapun yield US Treasury (UST) 10 tahun justru turun ke 4,391%, mencerminkan meningkatnya permintaan terhadap aset-aset aman.

Di sisi lain, risiko investasi di Indonesia mengalami sedikit kenaikan. Hal ini terlihat dari premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun yang naik menjadi 81,59 basis poin (bps) per 19 Juni 2025, dibanding 76,93 bps pada 13 Juni.

Data transaksi nonresiden juga mencerminkan tekanan keluar dari pasar domestik. Selama periode 16-19 Juni 2025, investor asing tercatat melakukan jual neto sebesar Rp2,04 triliun, terdiri dari jual neto Rp1,78 triliun di pasar saham dan Rp3,72 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), meski diimbangi beli neto Rp3,47 triliun di pasar SBN.

Secara kumulatif, sejak awal tahun hingga 19 Juni 2025, investor asing mencatatkan jual neto sebesar Rp47,15 triliun di pasar saham dan Rp28,69 triliun di SRBI, serta beli neto Rp44,93 triliun di pasar SBN.

Kondisi ini menandakan investor global masih bersikap hati-hati terhadap pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, di tengah dinamika global seperti arah kebijakan suku bunga The Fed dan ketegangan geopolitik. [ra]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
dpra