Beranda / Ekonomi / Seorang Pria Viral Usai Mengunggah Kegiatan Berjualan Sayur di Pasar

Seorang Pria Viral Usai Mengunggah Kegiatan Berjualan Sayur di Pasar

Selasa, 18 Juni 2024 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Seorang pria yang berjualan sayur di pasar menjadi viral di Tik Tok. Foto: tangkapan layar Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Aceh - Kisah seorang pria yang berjualan sayur di pasar menjadi viral setelah mengunggah kegiatannya tersebut. Ia mengaku telah berusaha mencari pekerjaan, namun tidak membuahkan hasil, sehingga memutuskan untuk membantu orang tuanya berjualan di pasar.

Kisah pria tersebut mulai viral berawal dari postingan akun @ikehngehe. Dalam unggahannya, ia memperlihatkan sayuran yang dijual, seperti aneka cabai merah, kacang panjang, dan sayuran lainnya. "When LinkedIn and Jobstreet didn't work. It's time to start my career at jualan sayur with my mamake dan bapake," tulis keterangan video @ikehngehe.

Dalam video berdurasi 12 detik itu, ia menunjukkan dirinya sedang melayani pembeli di pasar. Unggahan tersebut telah ditonton lebih dari 1,9 juta kali dan langsung mendapatkan banjir komentar dari warganet.

"Dan penghasilan mereka-mereka ini rata-rata lebih besar daripada kita-kita yang anak kantoran ????," komentar pengguna TikTok @Not Available.

"Pernah kerja di toko sayur, gilsss jam 2 harus udah stand by ???????????? mana nggak pernah sepi samsek. tp omset 20juta++ tiap hari," ujar akun @pizza rasa matcha.

"Tapi aslii, kerja yang ga terbatas waktu dan sop. punya seni tersendiri untuk menikmati hidup :)" timpal akun @Lanaasty_.

"Udah bukan waktunya mikir kerjaanya ga keren, tapi saatnya 'yang penting cuan, gass pokonya' ????," sahut akun @Muhamad Fahril.

Wolipop telah menghubungi Muhammad Aqsa Hamdani yang berjualan di pasar setelah tidak kunjung mendapat pekerjaan. Aqsa menceritakan kisah di balik postingannya.

"Video TikTok saya sempat viral ketika membagikan video tentang membantu melanjutkan usaha orang tua saya berjualan sayur di pasar tradisional dan mendapat banyak komentar positif dari penonton," ungkap Aqsa.

Pria yang berusia 23 tahun ini menjelaskan bahwa ia berjualan di pasar tradisional kota Langsa, Aceh. Ia mengaku telah ikut orang tuanya berjualan di pasar sejak kecil.

"Saya ikut berjualan dengan orang tua saya sudah dari saya TK. Ibu saya seorang pedagang sayur, dan ayah saya dulunya seorang pemikul barang. Namun, sekarang mereka berjualan sayur dan cabai bersama. Mereka berhasil membesarkan dan menyekolahkan kelima anaknya ke jenjang yang tinggi. Dari kecil, saya sering ikut jualan, sehingga membawa kebiasaan saya untuk membantu berjualan di pasar bersama kedua orang tua," tutur Aqsa panjang lebar.

Aqsa juga menuturkan bahwa setiap pagi, dari dulu hingga sekarang, sebelum berangkat sekolah, selalu membantu kedua orang tuanya berjualan terlebih dahulu. Setelah berjualan, ia pulang ke rumah untuk pergi ke sekolah.

"Saat saya masih berkuliah dan di saat libur semester, saya selalu membantu orang tua saya setiap subuh pagi hingga menjelang siang. Setelah lulus kuliah, saya banyak melempar lamaran pekerjaan. Namun, sulit bagi saya untuk mendapatkan pekerjaan, akhirnya saya membagikan keseharian saya berjualan sayur di TikTok dengan mengikuti tren 'when LinkedIn and Jobstreet didn't work,'" terang Aqsa.

Aqsa ingin menunjukkan jika kamu belum mendapatkan kerja, kamu bisa membuka peluang baru untuk berjualan. "Dengan berjualan sayur juga termasuk pekerjaan yang mulia dan menjadi self-employed," tambahnya.

Aqsa mengungkapkan pernah magang di suatu perusahaan di bagian media sosial. Setelah itu, dia kembali lagi ke kampung halaman (Langsa, Aceh) untuk berjualan sayur dan cabai bersama orang tuanya di pasar hingga saat ini.

Bagi mereka yang belum mendapatkan pekerjaan, pria lulusan jurusan Informatika di Universitas Multimedia Nusantara, Jakarta tahun 2023 ini menyarankan untuk terus membuka peluang, tidak gengsi, dan terus belajar.

"Apa pun pekerjaan yang dilakukan sekarang, itu akan menjadi berkah di kemudian hari, dan tetap bersabar serta belajar untuk mendapatkan apa yang kita inginkan," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI