Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis, Menkop Dukung Srikandi ARUN Bentuk Koperasi Pengemudi
Font: Ukuran: - +
Menteri Koperasi saat menerima kunjungan jajaran pengurus Srikandi ARUN. [Foto: dok. Kemkenkop]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendorong dan mendukung penuh Rumah Berdaya Pengemudi Indonesia (RBPI) yang merupakan member dari Srikandi Advokasi Rakyat Untuk Nusantara (ARUN), untuk membentuk sebuah badan hukum koperasi.
"Terlebih lagi, jumlah anggota RBPI sudah mencapai 18 ribu orang di seluruh Indonesia, seperti sopir logistik, driver online, dan sebagainya. Ini potensi luar biasa yang bisa kita kembangkan dalam wadah koperasi," kata Menkop, dalam keterangannya yang dikutip pada Senin (16/12/2024).
Menkop Budi Arie menambahkan, kalau koperasi sudah terbentuk, maka terkait sparepart, bahan bakar (bensin), cuci steam, warung makan pengemudi, dan sebagainya, bisa dikelola oleh koperasi.
"Nama koperasi saya sarankan yang singkat namun mudah diingat, yakni Kopdi, Koperasi Pengemudi Indonesia," ucap Menkop Budi Arie.
Menkop Budi Arie meyakini, bila potensi itu bisa diorganisir dengan baik dalam wadah koperasi, bukan tidak mungkin bisa dilibatkan untuk mensukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Nantinya, Kopdi yang khusus menangani terkait distribusi makanan ke sekolah-sekolah atau tempat lain," ucap Menkop Budi Arie.
Selain kalangan pengemudi, Menkop juga mendorong organisasi Ojek Online (Ojol) yang juga merupakan bagian dari Srikandi ARUN, untuk segera membentuk koperasi.
"Tujuannya, agar para Ojol memiliki posisi tawar yang kuat ketika berhadapan dengan perusahaan aplikasi," kata Menkop Budi Arie.
Misalnya, ada satu juta pengemudi Ojol, Menkop Budi Arie menyarankan agar membentuk koperasi untuk per 1000 driver saja. "Bila sudah ada 1000 koperasi Ojol, ya tinggal bergabung ke dalam koperasi induk pengemudi Ojol," ucap Menkop Budi Arie.
Meski begitu, Menkop Budi Arie mewanti-wanti untuk menjadikan kisah perjalanan Koperasi Taksi atau Kosti sebagai pelajaran berharga.
"Kosti itu awalnya koperasi yang bagus, kemudian hancur karena manajemen diambil alih para sopir yang tidak menguasai ilmu manajemen. Ya, hancur," ungkap Menkop Budi Arie.
Intinya, Menkop Budi Arie menekankan pentingnya pemahaman bahwa jangan pernah melakukan sesuatu yang tidak dipahami dan dikuasai ilmunya. "Manajemen koperasi jangan diserahkan pada yang bukan ahlinya. Tugas pengemudi ya mengemudi saja, sedangkan urusan lain menjadi kerja koperasi," jelas Menkop Budi Arie.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Srikandi Advokasi Rakyat Untuk Nusantara (ARUN) Linda Kartika Dewi menjelaskan bahwa organisasi masyarakat (ormas) yang berdiri pada 2015 ini memiliki visi misi pemberdayaan ekonomi keluarga, terutama yang dijalankan kaum ibu dan perempuan, baik sektor formal maupun informal.
"Ada tujuh organisasi perempuan yang bergabung ke dalam Srikandi ARUN, yang salah satunya adalah RBPI, dimana saya juga sebagai pembinanya," kata Linda.
Ketujuh organisasi tersebut diantaranya bergerak di sektor seni budaya, pendidikan, kesehatan, UMKM, pengemudi, dan pariwisata. "Semuanya dimotori kaum perempuan," kata Linda.
Ke depan, Linda mengungkapkan bahwa Srikandi ARUN bakal membentuk badan hukum koperasi sebagai induknya, yang kemudian diikuti oleh koperasi-koperasi lain yang ada di bawahnya.
"Akan ada koperasi pengemudi, dosen, pelaku UMKM, dan sebagainya," ujar Linda. [*]